PWMU.CO– Acara Konseling Dasar untuk Kader BIKKSA (Konsultasi Keluarga Sakinah Aisyiyah) yang diadakan PCA Babat Lamongan menjadi forum gelak tawa.
Itu terjadi saat sesi praktik bermain peran atau role play yang diminta oleh pembicara Syahrifa Yulia Nurmalasari MPsi Psikolog.
Acara digelar di Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sumurgenuk Babat bertempat di Masjid Al Hikmah, Ahad (23/10/2022).
Dalam penyampaian materinya, psikolog yang biasa dipanggil Bu Sari menerangkan, konseling yang efektif adalah bisa mendengarkan curhatan klien sampai tuntas dan yang memutuskan solusinya adalah klien itu sendiri.
Kader BIKKSA, kata dia, harus mempunyai empati kepada setiap anggota yang datang. ”Tugas kader BIKKSA hanya mendengarkan, merangkum, dan memberikan poin penting pada permasalahan klien,” tutur alumnus Universitas Airlangga ini.
Selanjutnya, sambung dia, biar klien yang menentukan langkah mana yang dipilih setelah mempertimbangkan dampak positif atau negatif atas semua pilihannya.
Untuk bisa memahami teknik dasar konseling, Bu Sari memberi tugas role play dengan menunjuk tiga peserta yang masing-masing berperan sebagai klien, konselor, dan observer.
Gelak tawa mewarnai role play karena klien begitu menjiwai permasalahan rumah tangganya. Sambil terisak tangis mengusap air mata menggunakan jilbab yang dipakai. Konselor hanya mendengarkan dan memberi penguatan pada klien.
Tepuk tangan meriah pun menyambut selesainya penampilan role play tersebut. Di akhir sesi Bu Sari memberikan kesimpulan, ketika seseorang mempunyai masalah akan merasa plong bila sudah bercerita. Ia menambahkan kesulitan pada konselor pemula adalah menjadi pendengar yang baik.
Kajian Iftitah
Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Babat Uswatun Hasanah SPd mengatakan, ”Alhamdulillah ibu-ibu yang sering menerima curhatan, hari ini kita dibekali bagaimana konseling dasar sehingga paham apa yang harus dilakukan dalam kondisi tersebut,” tandasnya.
Dia menerangkan, kegiatan BIKKSA rutin setiap dua bulan. Kegiatan bergilir ke ranting-ranting.
Acara diawali dengan kajian iftitah oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sumurgenuk Dr Suparto MPdi.
Dalam paparannya, dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) ini menyampaikan peran ibu dalam memperbaiki akhlak anak sejak usia dini dengan melatih kecerdasan emosinya.
”Peran seorang ibu sangatlah penting dalam membentuk karakter, akhlak, serta melatih kecerdasan emosi anak sejak usia dini,” terang pria yang mengaku menjadi mualaf Muhammadiyah sejak 2003 ini.
Kemudian tuan rumah PRA Sumurgenuk melaporkan kegiatan yang rutinseperti arisan yang dilaksanakan setiap hari Senin dilanjutkan mengaji juz 30, memberi santunan bagi anggota yang sakit, merintis penyediaan kebutuhan sembako bagi anggota Aisyiyah, mengelola TPQ, dan kajian bulanan bersama PRM.
Penulis Asmaul Husna Editor Sugeng Purwanto