Tidak Selalu Kesurupan
Karena menurutnya gangguan setan atau gangguan jin, ketika nyerang seseorang tidak selalu membuat orang kesurupan.
Di antara dalil yang dia tunjukkan adalah kisah Hamnah binti Jahsy RA, yaitu seorang shahabiyah, di zaman Rasulullah SAW. Dia diganggu setan, sehingga istihadzah terus-menerus.
Tapi dia tidak dibikin kesurupan hanya ditempeli rahimnya saja, sehingga Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا «هَذِهِ رَكْضَةٌ مِنْ رَكَضَاتِ الشَّيْطَانِ
“Ini adalah hentakan dari hentakan-hentakan setan’
Hal ini menurutnya adalah agar shahabiah tersebut merasa was-was dan agar tidak bisa shalat.
Kisah yang lain juga terjadi pada seorang sahabat yaitu Ustman bin Abi Al-Ash asth-Tsaqafi RA yang pernah lupa rakaan shalat, bacaan shalat pun lupa, bacaan atau hafalan Qur’annya bercampur, loncat dari ayat satu ke ayat yang lain. Lalu Rasulullah bersabda:
يا شيطان اخرج من صدر عثمان
‘Wahai setan, keluarlah dari dadanya Ustman’ (silsilah ash-Shahihah)
“Apakah beliau kesurupan? Tidak, Ada setannya diruqyah ya nggak reaksi, dan nggakkesurupan. Jadi orang yang kena gangguan jiwa pun bermula dari bisikan setan yang ada di tubuhnya,” terangnya.
Oleh karena itu Ustadz Faizar menegaskan bahwa di setiap manusia ada jin yang bernama jin Qarin. NamunQarin itu tidak hanya jin, tapi juga malaikat.
“Tapi jin nggak bisa diusir, sampai kita mati. Nggak bisa terusir, diruqyah pun nggak bisa keluar, karena itu sudah fitrah dari Allah, sebagai ujian di kancah kehidupan ini. Si Qarin hanya ngipasi, ‘Ayo maksiat, ayo putus asa, suudzan sama suami, berantem sama suami, hei suami KDRT,” jelasnya.
Menurutnya kalau bisikan itu dituruti terus-menerus, bisa menjadi celah setan dan menjadi gangguan jiwa.
“Kalau bahasa ilmuwan sekarang akan masuk ke berbagai pecahan penyakit psikologis. Ada yang sampai ke skizofrenia, OCD. Itu ya karena was-was dari setan,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni