Perihal Pemuda-Pemuda Cerdas; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku “Ulama Kritis Berjejak Manis” dan delapan judul lainnya
PWMU.CO – Siapapun, termasuk para pemuda, ingin tergolong sebagai ‘Si Cerdas’. Hanya saja, definisi cerdas bisa berbeda-beda. Seperti apa Islam menggolongkan seseorang sebagai ‘Si Cerdas’?
Hayatilah hadits ini: “Orang yang cerdas adalah mereka yang selalu mengevaluasi dirinya dan beraktivitas demi orientasi akhirat. Sementara, orang yang bodoh adalah orang yang selalu menuruti hawa nafsunya dan berkhayal mendapat ridho Allah” (HR Tirmidzi).
Tampak, cerdas itu jika kita selalu bermuhasabah dalam persiapan kita menuju akhirat. Sementara, untuk ke akhirat harus melewati ‘pintu’ bernama mati. Dengan demikian, “Si Cerdas” adalah mereka yang selalu ingat dan bersiap untuk sebuah perjumpaan yang pasti yaitu: mati!
Kita harus cerdas dalam mengatur waktu dan sikap di keseharian. Seperti yang diminta Rasulullah SAW ini: “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu” (HR Al-Hakim).
Kita harus cerdas dalam mengatur waktu dan sikap di keseharian, seperti yang diminta Allah ini: “Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikit pun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong” (al-Baqarah: 48).
Mari ulang, bahwa kita harus “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara”. Satu di antaranya, adalah “Hidupmu sebelum datang matimu”.
Mati harus selalu kita persiapkan. Hal ini karena kapan, di mana, dan dalam keadaan apa kita mati, tak seorangpun tahu. Semua itu hanya ada di sisi Allah Yang Maha Kuasa.
Baca sambungan di halaman 2: Misteri Umur