Membangun Kesadaran Imani Diulas dalam Kajian Ahad Pagi. Liputan Muhammad Iqbal Rahman, Kontributor PWMU.CO Mojokerto
PWMU.CO – Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kabupaten Mojokerto menggelar Pengajian Umum Ahad Pagi (PUAP) pekan ke-5 yang berlangsung di Halaman Masjid At Taqwa Lil Halwani MBS, Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (30/10/2022).
Pengajian ini dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, jamaah masjid, dan wali santri MBS. Adapun pengajian yang mengangkat tema Membangun Kesadaran Imani ini menghadirkan narasumber, Dr Supriyadi MPdI dari Sidoarjo, JawaTimur.
Pengajian diawali pembacaan tilawah al-Quran oleh santri MBS Kabupaten Mojokerto Muhammad Wildanus Sholihin dan kultum singkat oleh Fauzan Fattahu Arifiansyah.
Supriyadi mengatakan, dalam membangun kesadaran imani dibutuhkan modal dan pondasi keamanan, lalu dikerjakan dilakukan dengan istikamah.
“Di dalam al-Quran, Allah SWT telah menegaskan, kalau kita ingin menempuh kebahagian di dunia dan akhirat, maka kuncinya adalah berbuat kebajikan dan dalam keadaan beriman,” tandasnya.
Dia pun mengutip Quran Surat an-Nahl ayat 97.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (an-Nahl: 97)
“Ketika kita sudah punya modal dan pondasi keimanan, apapun yang akan kita kerjakan akan menjadi mudah dan istiqomah. Termasuk dalam melakukan kebaikan kepada sesama manusia, dan beribadah kepada Allah SWT,” paparnya.
Tiga Karakteristik Harta dan Pentingnya Sedekah
Dia memberikan contoh, ketika saat ini MBS Kabupaten Mojokerto sedang menggalang dana untuk pembangunan tandon air, maka cara membangun kesadaran imani adalah dengan turut bersedekah.
“Bersedekah adalah cara yang harus kita lakukan, agar harta kita bisa menjadi manfaat untuk para santri dan jamaah,” tutur Dosen AIK Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tersebut.
Dia pun menjelaskan ada tiga karakteristik harta bagi pemiliknya. Pertama, harta yang dimakan akan menjadi kotoran. Kedua, harta yang disimpan akan menjadi rebutan, dan ketiga harta yang disedekahkan akan manjadi tabungan di akhirat.
“Boleh jadi, tetesan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari para santri dan jamaah, akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Karena para santri itu juga dididik dan diajarkan ilmu keagamaan, contohnya hafalan al-Qur’an, muhadhrah, dan juga aktifitas baik lainnya,” tutur Supriyadi.
Sebagai penutup tausiahnya, Supriyadi mengajak para jamaah agar senantiasa melakukan kebaikan kepada sesama, saling membantu, serta berusaha agar bisa menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama manusia.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam QS al-Isra ayat7.
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri”. (al-Isra: 7)
Setelah tausiah berakhir, para jamaah menikmati hidangan sarapan pagi yang telah disediakan oleh panitia. Usai menikmati sarapan, terlihat sebagian jamaah ada yang menuju Kantor MBS untuk memberikan sumbangan infaq untuk pembangunan tandon air. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni