Jenis-Jenis Tulisan
Dalam dialog itu Dewi juga menjelaskan perbedaan cerpen, puisi, esai, dan prosa.
Cerpen, hampir semuanya fiksi. Sumber bisa dari sumber asli. “Seperti Laskar Pelangi dari sumber asli tetapi ditambahi karangan cerita lainnya,” terang Ketua Majelis Pustaka Infomasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik ini.
Puisi adalah kata-kata yang simbolis. Di dalam puisi ada yang namanya metafora. Seperti gerimis turun di mata, yang artinya menangis. Ada juga personifikasi, yakni benda mati yang dianggap hidup. “Contohnya, aku terjun di laut dan ditampar ombak,” ucapnya.
Sedangkan esai, lanjut pembina Yayasan Seni Gang Sebelah ini, adalah menulis bebas tetapi ada ide yang tawarkan. “Semacam opini. Cuma opini ada referensi dari tokoh atau sumber lainnya,” terangnya
Sedangkan prosa adalah karangan bebas, tidak dibatasi. Meskipun tidak ada konflik tidak apa-apa, lebih luwes,.
“Cerpen itu termasuk prosa, cuma cerpen ada kaidah-kaidah yang ketat,” ujar Dewi. Ada imajinasi, konflik, tokoh, dan resolusi,” terangnya.
Keterangan tersebut sekaligus menjawab Roihanah SPdI, guru TK Aisyiyah 36 PPI yang sebelumnya bertanya perbedaan cerpen dan puisi.
Pada dialog ini disepakati untuk menuliskan kisah-kisah inspiratif yang dimiliki masing-masing guru pada saat pembelajaran maupun di kehidupan. Titik beratnya adalah emosional. “Ini sekaligus menjadi terapi bagi guru,” ungkap Dewi.
Dari perbincangan ini akan dihasilkan dengan menerbitkan buku, bunga rampai dari guru TK Aisyiyah 36 dan PGTA PPI yang akan dipamerkan pada saat pameran pendidikan di acara Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik tahun depan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni