Teladan Ibnu Rusyd
Dalam kegiatan ini, para siswa mendapat materi-materi jurnalistik dari tim redaksi Matan. Di antaranya, materi berita yang diisi oleh Ainur, liputan dan wawancara oleh Redaktur Matan Miftahul Ilmi, serta fotografi jurnalistik oleh Edy Subagyardjo. Para siswa tampak antusias menyimak setiap materi yang diberikan. Terbukti, banyak sekali pertanyaan yang mereka lontarkan.
Setelah semua materi selesai disampaikan, agenda selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap tampilan dan isi dari majalah Teras. Menurut Edo, sapaan akrab Edy Subagyardjo, sampul Teras perlu diperbaiki, baik dari segi warna maupun penggunaan font-nya. Selain itu rubrik yang disajikan juga harus lebih variatif, supaya pembaca tidak cepat bosan.
“Coba kita lihat sampulnya. Ini warna dasarnya biru. Kemudian warna font-nya pun biru. Kan tulisannya jadi tidak terbaca. Di sampul ini juga banyak foto yang ditampilkan. Sebaiknya satu saja. Foto yang terbaik. Lalu dari segi isi, ini rubrik ‘Siwalan’ banyak sekali halamannya. Seharusnya bisa dikurangi. Diganti dengan rubrik lain. Biar lebih variatif,” ujarnya sambil mengangkat Teras di hadapan para siswa.
Di akhir acara, para siswa mendapat motivasi dari Sekretaris PWM Jatim Tamhid Masyhudi. Dia menyampaikan, kunci dari keberhasilan seorang siswa adalah kesungguhan dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh para guru. “Kata kuncinya adalah kesungguhan mempelajari yang diajarkan oleh ustadz-ustadzah,” pesannya.
Selanjutnya, Tamhid menceritakan, beberapa waktu lalu dirinya baru saja mengunjungi Kota Cordoba Spanyol. Di kota itu dia melihat patung Ibnu Rusdi, tokoh Islam dari Andalusia. Tamhid menjelaskan, Ibnu Rusdi merupakan sosok yang sangat ispiratif. Semasa hidup, Ibnu Rusydi banyak menghabiskan waktunya untuk menulis dan membaca.
“Setiap malam Ibnu Rusydi tak pernah sekalipun berhenti membaca dan menulis. Hanya dua malam saja dia tidak menulis. Pertama, ketika ayahnya meninggal dunia. Kedua, saat beliau menikah. Karena kegigihannya inilah, dia kemudian berhasil menjadi tokoh hebat. Jadi kalian contohlah Ibnu Rusydi. Kalau ingin jadi orang sukses harus berjuang keras,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni