Ada Kantin Literasi dan Wit Ongko di Pelatihan Penulisan Opini, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Setelah mengikuti Progres Report dan Pelatihan Penulisan Opini yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Fave Hotel di Rungkut Surabaya, kepala sekolah menyampaikan presentasi best practice kegiatan literasi numerasi di sekolah masing-masing, Selasa (1/11/22).
Saat presentasi, Kepala MI Muhammadiyah 2 Karangrejo Manyar Gresik Jawa Timur (Mimdaka) Tineke Wulandari ST menyampaikan ringkasan tulisan yang rencananya diangkat menjadi tulisan opini berjudul Kantin Literasi Menjadi Magnet Membaca.
“Di sekolah kami, kantin salah satu tempat favorit siswa dan tempatnya juga sangat strategis,” ujarnya.
Dia memaparkan melihat kondisi ini kami menyulap kantin menjadi ruang literasi. Kami meletakkan rak-rak buku dan menyediakan bahan bacaan menarik di kantin. Selain itu, lanjutnya, kami pun menerapkan tata tertib kantin literasi.
Hal ini, tegasnya, menjadi alasan budaya literasi bisa diterapkan di manapun, termasuk kantin. Keberadaan kantin literasi ini mampu meningkatkan minat baca sehingga terciptanya generasi literat.
“Materi inilah yang akan kami uraikan dalam tulisan opini dalam praktik baik literasi numerasi di sekolah kami,” tambannya.
Wit Ongko
Selain kantin literasi, guru MI Muhammadiyah 3 Ngunut Ponorogo Jawa Timur, Diyan Fitriyanti SPd menyampaikan judul opini Belajar Matematika dengan Wit Ongko (Wingko).
“Gambaran singkat opini yang akan kami buat adalah media wingko dalam pembelajaran matematika materi lambang bilangan,” tuturnya di hadapan peserta.
Dia menjelaskan dalam media Wingko ini mampu memberi warna dalam pembelajaran matematika. Siswa diajak belajar matematika lebih menyenangkan.
Lain halnya dengan Fatmawatul Laili SPd. Guru SD Muhammadiyah 1 Tanggul Jember ini mengangkat kegiatan Market Day sebagai ajang untuk belajar bahasa Inggris siswa.
“Kegiatan Market Day adalah salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah 1 Tanggul Jember yang bertujuan untuk menumbuhkan membiasakan berdialog menggunakan bahasa asing,” tuturnya.
Dia memaparkan ketika melakukan transaksi jual beli, siswa menggunakan bahasa Inggris. Dari sinilah, mereka banyak belajar komunikasi dengan bahasa Inggris antar sesama siswa. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.