Kalimah Spemdalas Bahas Keutamaan Lurusnya Shaf dalam Shalat, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ria Rizaniyah
PWMU.CO – Kajian Muslimah (Kalimah) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Jawa Timur, membahas Luruskan Shafmu selurus Niatmu, Jumat (28/10/22).
Pemateri Kalimah Halimah SPdI menjelaskan shaf artinya barisan dalam shalat. Nabi mencontohkan bagaimana cara meluruskan shaf. Shalat berjamaah memiliki keutamaan 27 derajat dibanding shalat sendiri. Kita biasakan saat di rumah atau di sekolah melaksanaakan shalat wajib lima waktu dengan berjamaah.
“Usahakan jangan sampai meninggalkan shalat 5 waktu dengan jamaah. Sama-sama bacaannya tetapi beda jauh pahalanya dengan shalat sendiri,” pesannya.
Dia memaparkan tata cara shalat berjamaah yang harus diperhatikan adalah saat iqomah, segera langsung berdiri dan merapatkan shafnya ke tengah, kaki dibuka selebar bahu, tanpa bersuara merapatkan shaf, mata kaki ketemu mata kaki, dan pundak ketemu pundak.
“Sesuai HR Bukhari No 717 dan Muslim No 436, mengatakan hendaknya kalian meluruskan shaf kalian atau tidak Allah akan membuat wajah kalian berselisih,” tambahnya.
Saat kita meluruskan shaf, lanjutnya, menampakkan ukhuwah Islamiyah yang kuat. Ketika shalat jamaah hendaknya kita meluruskan shaf karena kalau kita tidak meluruskan shaf maka wajah kita akan terlihat berselisih.
Keutamaan Shaf
Halimat mengatakan, sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya memberikan rahmat dan memintakan ampun atas shaf-shaf yang pertama. Keutamaan shaf shalat yang di depan yakni sebagai bentuk kesempurnaan dan menegakkan shalat, mendapat rahmat, dan dimintakan malaikat, ampunan.
“Rasulullah bersabda, Luruskanlah shaf-shaf kalian, ratakan pundak-pundak kalian, isilah yang kosong, bersikap lemah lembutlah terhadap tangan-tangan saudara-saudara kalian, dan jangan kalian biarkan ada yang kosong untuk diisi oleh setan. Barangsiapa yang menyambungkan shaf, Allah pasti akan menyambungkannya dan barangsiapa yang memutuskan shaf, Allah pasti akan memutuskannya,” tegasnya.
Mencintai Rasulullah
Dalam acara yang sama, Halimah pun menyampaikan sebagai umat Islam kita harus mencintai Rasulullah. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah kisah.
“Pada saat sakit, Rasulullah bertanya, apa ada hutang yang harus saya lunasi? Ternyata ada sahabat yang menjawab ada. Dulu ketika perang, saya berada di belakang Rasulullah. Saat Rasulullah mencambuk musuh, cambuk tersebut mengenai saya,” ceritanya.
Sahabat itu mengatakan Rasulullah harus membayar hutang tersebut. Sahabat yang lain marah dengan ucapan sahabat ini. Sahabat yang lain berujar, tega-teganya dia mau mencambuk Rasul yang dalam kondisi lemah.
Halimat melanjutkan menceritakan, Rasulullah bersedia apa yang disampaikan sahabat tersebut. “Rasulullah mengucapkan tidak apa-apa, cambuk saja saya. Saat Rasul melepas baju, ternyata sahabat tersebut langsung memeluk Rasulullah sambil menangis,” tambahnya.
“Sebenarnya saya tidak ingin mencambuk, tetapi saya ingin memeluk Rasulullah karena begitu mencintai Rasulullah.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.