Keluarga Haji Mat Amin Wakafkan Tanah ke Umla dan PRM Datinawong; Liputan kontributor PWMU.CO Icha Mujtahidah.
PWMU.CO – Ahli waris dari almarhum H Mat Amin dan almarhumah Hj Siti Khafsah, mengikrarkan wakaf untuk tiga bidang tanah yang terletak di Desa Datinawong, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur kepada Persyarikatan Muhammadiyah.
Tiga bidang Tanah tersebut seluas: 292 M²; 239 M² (diserahakan kepada Universitas Muhammadiyah Lamongan); dan 344 M² (diserahkan kepada Pimpinan Ranting Muhammadiyah Datinawong). Acara berlangsung di Universitas Muhammadiyah Lamongan, Ahad (6/11/2022).
Dibimbing oleh Sekertaris Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Budi Masruri SH SAg, ikrar wakaf diucapkan oleh Husen Al-Ayubi dan Muhammad Sayuti—dua ahli waris H Mat Amin dan Hj Siti Khafsah.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs H Muntholib Sukandar mengingatkan mengenai tiga amalan yang diterima setelah meninggal, yakni amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.
Sementara itu Muhammad Sayuti, ahli waris keeempat, berpesan dalam sambutannya: “Saya menyampaikan amanah dari bapak kami untuk mengikhlaskan amanah ke Persyarikatan. Dan ada dua kakak kami yang sudah wafat. Semoga menjadi amal untuk ke empat orang keluarga kami yang sudah mendahului kami. Dan semoga bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.”
Wakaf untuk amal usaha Muhammadiyah secara resmi diterima oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat SKep Ns MKes. Sedangkan untuk pembangunan masjid diterima diterima oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Datinawong H Juanda. Ikrar wakaf disaksikan oleh Wakil Rektor I Dr Masram, Wakil Rektor II Alifin SKm MKes, dan Wakil Rektor III M Bakri P. MKep. (*)
Budi Masruri mengatakan, proses wakaf ini mengikuti Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/PED/1.0/B/2019 tentang Wakaf dan Kehartabendaan Pasal 35 Ayat 1 yang berbunyi: “Demi kemaslahatan Muhammadiyah dan umat, proses perolehan harta benda dari perorangan, organisasi, dan badan hukum kepada Muhammadiyah dalam bentuk wakaf diarahkan dalam bentuk hibah.” “Maka penandatanganan wakaf dialihkan kepada akta hibah untuk mempermudah penggunaan aset yang diberikan oleh pewakif,” ujarnya. (*)
Edior Mohammad Nurfatoni