Dinas Sosial Provinsi Ingin Menggandeng LDK PWM Jatim; Liputan kontributor PWMU.CO Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Dr Alwi MHum mengatakan kerja yang dilakukan oleh LDK PWM Jatim memiliki banyak kaitan dengan tugas-tugas di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Hal itu dia sampaikan dalam Pengukuhan Dai Komunitas – Launching dan Bedah Buku Dakwah Pencerahan Muhammadiyah di Tengah Komunitas Khusus di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Ahad (6/11/2022).
Mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa MSos—Alwi mengaku bersyukur atas terselenggaranya acara oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
“Mudah-mudahan kegiatan ini memberikan manfaat bagi kehidupan umat di Indonesia, khususnya mereka yang tergolong orang-orang yang memiliki kekhususan dalam berbagai bentuk,” ungkapnya.
Menurutnya kerja yang dilakukan oleh LDK ini memiliki banyak kaitan dengan tugas-tugas di dinas sosial.
“Jadi saya berharap, dai dan daiyah komunitas ini bisa membantu, karena kami di dinas sosial ini banyak menangani kaum mustadh’afin,” ucapnya.
Alwi mencontohkan di Sidoarjo ada UPT (unit pelaksana teknis) yang mengasuh balita. “Anak mulai dari umur satu hari sampai lima tahun. Anak-anak yang tidak diharapkan kehadirannya,” terangnya.
Namun Alwi menekankan UPT tersebut memang tidak bisa diekspos terlalu sering untuk menghindari penilaian yang kurang baik.
“Jika anak itu sehat bisa diadopsi orang. Jumlahnya sekitar 60. Dalam satu tahun bisa empat kali melepas anak,” terangnya.
Alwi mengungkapkan Dinas Sosial Jawa Timur memiliki balai tempat untuk menampung beberapa mustadh’afin yang terdiri dari ODGJ (orang dengan gangguang jiwa), lansia, dan orang terlantar lainnya.
“Sebentar lagi kami mengadakan FGD (focus group discussion) dan mengundang ahli agama juga,” ungkapnya.
Alwi memaparkan, ada beberapa UPT selain yang telah disebutkan, yaitu UPT difabel yang perlu mendapatkan perhatian terutama dalam masalah ibadah.
“Sampai saat ini belum ada khotbah yang ada translatornya. Saya berharap Muhammadiyah bisa mengawalinya,” ucapnya.
Juga ABH, anak yang berhadapan dengan hukum. “Itu lebih berat dari anak punk,” katanya.
Untuk itu Alwi mengungkapkan terima kasih adanya LDK yang dirasa membantu pekerjaan pemerintah.
“Saya berterima kasih dan nanti saya akan lebih intens membantu,” ucapnya
Permasalahan mustadh’afin merupakan tantangan untuk pemerintah dan juga masyarakat. Sehingga Alwi berharap ada kerja sama antara pemerintah dan organisasi masyarakat yang bergerak di komunitas khusus ini.
“Ke depan akan kami jalin hubungan dengan LDK ini, karena itu akan sangat membantu,” tandasnya.
Editor Mohammad Nurfatoni