Tantangan Dakwah di Daerah 3T
Ziyad mengisahkan tantangan berdakwah di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Di mana kesulitan yang dihadapi adalah medan yang tidak mudah.
“Dan untuk sampai ke pulau kecil ini, perahu kecil bisa satu sampai tiga jam. Dan yang selama ini yang punya perhatian penuh untuk pengiriman dai ke daerah 3T adalah Muhammadiyah, Dewan Dakwah, dan Hidayatullah,” ungkapnya.
Pengalaman berdakwah di daerah 3T juga dikisahkan oleh Ziyad ketika dia berdakwah di Pulau Morotai. Yaitu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Filipina. Medannya tidak mudah.
“Yang ketika penerbangan dari Ternate kemudian ikut pesawat wing yang tidak setiap hari. Hanya tiga hari satu pekan,” Ziyad menuturkan bahwa di sana ada 11 amal usaha Muhammadiyah termasuk sekolah.
“Lagi-lagi gurunya sangat terbatas terutama guru AIK, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, sehingga yang mengajar adalah saudara kita yang lain,” tuturnya.
Ziyad melanjutkan kisahnya, “Dan baliknya kita dinaikkan speed boat yang kalau naik ferrykurang lebih sekitar enam jam dari Morotai ke Tobelo Halmahera Utara, dan waktu itu ombaknya itu lebih tinggi dari pada speed boat itu,” cerita dia bersemangat.
Masih melanjutkan kisahnya, Ziyad menuturkan “Dan di tengah perjalanan itu kami ditunjukkan ada perahu kecil yang digunakan untuk teman-teman dai nyebrang ke sana untuk khutbah Jumat dan mengajar ngaji, yang ketika gelombang tinggi mereka nggaksampai, maka nggak jadi khotbah Jumat. Maka dia pulang. Berarti di sana libur nggak ada Jumatan,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni