Starter Muhammadiyah
Peristiwa krisis moneter 1997, berlanjut krisis ekonomi dan politik 1998 mengakhiri kiprah Amien Rais sebagai Ketua (Umum) PP Muhammadiyah setelah mendirikan dan memimpin Partai Amanat Nasional (PAN). Tahun 1998 sampai muktamar Jakarta tahun 2000 Ketua Umum Pimpinan Pusat dipegang Buya Dr Ahmad Syafi’i Maarif.
Muktamar Ke-44 Muhammadiyah di Jakarta tahun 2000 mengukuhkan Dr Ahmad Syafi’i Ma’arif sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Satu periode Buya Syafi’i memimpin PP Muhammadiyah sampai 2005 digantikan Prof Dr Din Syamsuddin dalam Muktamar Malang. Pada Muktamar 2010 di Yogyakarta muktamirin mengamanatkan kembali Din Syamsuddin untuk memimpin Muhammadiyah sampai tahun 2015.
Muktamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar tahun 2015 mengakhiri masa bakti Din Syamsuddin dan muktamirin memilih Ketua Umum Pimpinan Pusat Dr Haedar Nasir. Periode kepemimpinan dia sedianya berakhir pada tahun 2020 yang lalu diperpanjang karena tidak memungkinkan menyelenggarakan muktamar di tengah puncak pandemi covid-19. Suatu kondisi yang disepakati dan dimaklumi jajaran pimpinan pusat sampai dengan pimpinan ranting, pimpinan organisasi otonom sampai warga kultural Muhammadiyah di manapun berada.
Surakarta tanggal 18 sampai 20 Nopember 2022 nanti menjadi saksi apakah darah segar yang dimaksud oleh Din Syamsuddin diakomodasi. Siapapun yang masuk line up pendamping ketua umum terpilih insyaallah merupakan figur yang pas dan tepat dengan situasi serta kondisi jaman.
Sebagaimana line up sebuah kesebelasan, yang menjadi starter adalah yang dianggap lebih siap mengemban tugas kick-off. Adapun penghuni bangku cadangan bukan berarti line up kelas dua, tetapi line up yang juga siap secara fisik dan mental mendukung dan mengamankan strategi lainnya. Wallahu’alambishawab. (Prima Mari Kristanto)