PWMU.CO – Cucu Raja Salman ada di Gresik? Seperti itulah perasaan sebagian peserta pembukaan Fesitival Faqih Usman 2107 di Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik, Sabtu (11/3). Lho kok? Bukankah saat itu Raja Salman dan rombongan bersiap meninggalkan Bali untuk melanjutkan lawatan ke Jepang? Adakah anggota rombongan yang tertinggal di Gresik?
Ya, di tengah-tengah acara yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik itu memang hadir sosok remaja berkostum khas Arab Saudi, seperti yang digunakan Raja Salman dan rombongan. Dia berjubah putih dan memakai keffiyah (kain penutup kepala khas Arab) dengan corak kotak-kotak kecil warna merah.
(Baca: Pasukan Hijau Toska Berhasil Raih 10 Gelar Juara dalam Festival Faqih Usman 2017)
Melihat penampilannya, tidak salah jika ada yang mengira dia cucu Raja Salman. Apalagi ketika mendengar ia melantunkan Alquran. “Suaranya bagus, bacaannya juga fasih. Sudah berasa kayak di Arab. Jadi pengen ndengerin suaranya terus,” komentar Ema Rohmah Hayati SPd, guru SD Muhammadiyah Manyar yang hadir di acara tersebut.
Remaja itu memang menjadi pambaca Alquran dalam pembukaan acara. Dengan bacaan tartil, dia kumandangkan surat Al Mujaddilah ayat 9-13. Suara yang merdu dan penampilan bernuansa Arab itu membuatnya pantas disebut ‘cucu Raja Salman’.
(Baca juga: Sukses Digelar, Inilah Daftar Juara Festival Faqih Usman 2017 Majelis Dikdasmen Gresik)
“Perlu juga berbusana seperti itu. Apalagi momennya pas dengan berita gegap gempita kedatangan Raja Salman di Indonesia,” kata AH Nurhasan Anwar, Kepala SD Muhammadiyah Manyar Gresik yang hadir dan sempat foto bersama Hogi.
“Gak iso foto karo (tidak bisa foto bersama, Red) Raja Salman, ya sama yang ini sajalah, he he he…,” tulis Hasan, panggilan akrabnya, di akun FB-nya saat menguanggah foto bersama Hogi.
Menurut dia, paling tidak peserta sedikit terhibur, apalagi Festifal Faqih Usman diharapkan fun, menyenangkan, tanpa beban. “Pembukaannya di samping ada qori yang tampil beda, juga ada penampilan dari beberapa sekolah seperti paduan suara, tari, serta gerak dan lagu,” ujarnya.
Penampilan Hogi berbusana khas Arab itu memang terlihat unik. “Sebagian besar hadirin tersenyum simpul. Banyak yang ambil gambar ketika di mimbar dia melantunkan ayat Alquran. Dan ketika selesai ada sebagian yang minta foto,” kata Hasan.
(Baca juga: Berkonsep Lomba yang Menggembirakan, Festival Faqih Usman Diluncurkan Majelis Dikdasmen Gresik)
Tapi jangan kaget. Nama remaja itu tak ada unsur Arabnya: Hogi Caesar Budianto. Memang dia bukan orang Arab, atau keturuan Raja Salman. Hogi—begitu dia disapa—adalah putra bungsu Edi Mardianto warga Wisma Sidojangkung Indah, Menganti, Gresik. “Sejak SMP, kalau berjamaah di masjid dia sering menggunakan pakaian khas Arab itu,” kata Hari Prasetyo tetangga perumahan.
Sekretaris Pengurus Masjid Attaqwa ini menuturkan, Hoqi bahkan sering menjadi imam shalat rawatib di masjid dengan menggunakan pakaian itu. Bacaan Alquran-nya memang bagus. Karena itu waktu belum mondok di Gresik, dia selalu membuka Pengajian Ahad Pagi di Masjid Attaqwa dengan bacaan-bacaan tartilnya,” ujarnya.
(Baca juga: Di Rayon II, Sekolah NU Juarai Olipa 3 Nasyiah Gresik)
Ketika dihubungi pwmu.co, Ahad (12/3), Hogi mengaku senang dengan pakaian seperti itu. “Karena unik, lebih tertutup, dan nyaman dipakai. Selain itu simple,” katanya. Dia mengaku terinspirasi oleh pakaian masyarakat Jazirah Arab yang terlihat seperti seragam.
“Awalnya sungkan pakai baju ini. Tetapi dilihat waktunya. Pakaian Arab ini untuk momen seperti menjadi mam atau membaca Alquran,” ucap Hogi, alumni MI Plus Riyadhatul Athfal Hulaan Menganti dan SMP Negeri Kedamean, Gresik.
Tapi kegemaran Hogi menggunakan jubah dan keffiyat itu lebih dari sekadar soal busana. “Hogi memiliki cita-cita sebagai Imam Besar Masjidil Haram. Maka dia berusaha membuat dirinya seperti para Imam tersebut. Salah satunya mengenakan pakaian ala Imam Besar Masjidil Haram,” tutur Ainul Muttaqin SP, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Gresik, tempat Hoqi menuntut ilmu. Hogi juga menjadi santri Ma’had Madinatul Ilmi SMAM 1 Gresik
“Sekolah terus membimbing Hogi sehingga tercapai cita-citanya,” tambah Ainul. Dia mengungkapkan, prestasi akademik dan non-akademik Hogi cukup membanggakan. “Terakhir dia Juara 1 Tahfidz Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,” kata Ainul.
(Baca juga: Sekolah yang Dinobatkan sebagai Juara Umum ME Awards 2016)
Sebelumnya, kata Ainul, di ajang Muhammadiyah Education Confest 2016, Hogi meraih peringkat 9 Special Award untuk kategori Tartil Alquran. “Di UMSurabaya dia juga Juara 2 Tahfidzul Quran. Untuk akademik Hogi peringkat terbaik Kelas XI IPS di SMAM 1 Gresik,” terangnya. Ainul menambahkan, karena prestasinya itu, Hogi yang juga aktif di Pimpinan Ranting IPM SMAM 1 Gresik, mendapat beasiswa dari sekolah.
Menurut Ainul, Hogi adalah sosok yang ramah, sopan, dan mudah bersosialisasi dengan siapapun. “Hogi cukup disegani oleh teman-temannya bahkan oleh kakak dan adik kelasnya karena kemampuan hafidz dan lantunan ayat-ayat suci Alquran-nya,” ucapnya. Hogi sendiri kini telah hafal Alquran Juz 1, 30, 29, dan 28.
Selamat Hoqi, semoga tercapai cita-citamu! (Ria Eka Lestari/MN)