SDMM Menggelar Drama Kolosal Jenderal Soerdirman, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Muhammad Ilham Yahya
PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur memperingati Milad Ke-110 Muhammadiyah 110 dengan menggelar drama kolosal Panglima Besar Jenderal Soedirman di lapangan sekolah, Selasa (15/11/22).
Acara untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November dan menyemarakkan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah ini berlangsung meriah. Koordinator acara Ida Poerwaningrum SPd mengatakan, drama kolosal tersebut melibatkan 70 pemain dan 10 petugas bendera.
“Drama kolosal ini menceritakan tentang Muhammadiyah berdiri dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman mengusir penjajah. Jenderal Soedirman dipilih sebagai judul drama kolosal sekaligus pemeran utama karena menjadi salah satu pahlawan nasional yang lahir dan besar di Muhammadiyah,” ujarnya.
Ida menjelaskan, yang berperan sebagai Panglima Jendral Soedirman adalah Daniyal Barra Attharayhan kelas V Ibnu Firnas, Soekarno adalah Muhammad El Syirazi Ariansyah kelas IV Litosfer, dan Ahmad Dahlan adalah Bagas Wiratama Teguh Satrio kelas V Ibnu Sina. Beberapa siswa lainnya berperan sebagai masyarakat pribumi, pejuang, penjajah Belanda, dan Jepang.
Ida menyampaikan dibutuhkan waktu selama tiga pekan untuk mempersiapkan drama kolosal tersebut. Banyak suka dan dukanya melatih anak hebat ini. Mayoritas siswa yang berperan adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler teater.
“Siswa begitu cepat menghafalkan teks dialog dan cenderung bisa berimprovisasi. Kami selaku tim pembina sempat membutuhkan waktu lama mencari siswa yang cocok sebagai pemeran utama, karena sebagian besar siswa ekstrakurikuler teater adalah perempuan. Padahal dibutuhkan tiga siswa laki-laki sebagai pemeran utama,” jelasnya.
Drama dimulai dari awal berdirinya Muhammadiyah yang mendapatkan banyak tantangan dan cibiran dari rakyat yang tidak menghendaki adanya perubahan. Kemudian sedikit cerita tentang berdirinya Hizbul Wathan (pembela tanah air). Lalu muncul seorang Soedirman muda yang begitu menyenangi kegiatan HW.
Dilanjutkan pada 1944-1945, Soedirman masuk pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta). Saat yang sama bangsa Indonesia masih dalam kekuasaan penjajah Jepang. Kabar pengeboman bom Atom Hiroshima dan Nagasaki menyebar luas lewat radio-radio, yang dilanjutkan Bung Karno membacakan teks Proklamasi.
Ida mengungkapkan Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 19 Desember. Dia melanjutkan gerilya di atas tandu. Hal ini menguatkan Presiden Soekarno. TNI akhirnya mampu mendesak Belanda untuk meninggalkan Yogyakarta.
Kader Muhammadiyah
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr Mustaqim SS MSi. Dalam sambutannya, dia mengatakan Muhammadiyah resmi didirikan 18 November 1912 Masehi. Saat ini berusia 110 tahun.
“18-19 November besok, Muhammadiyah dan Aisyiyah akan melaksanakan Muktamar ke-48 yang diadakan di Kota Surakarta,” ujarnya.
Semoga, doanya, kelak di masa yang akan datang siswa SDMM ini bisa berkiprah di bawah naungan bendera Muhammadiyah. Ada yang bisa menjadi presiden, menteri, maupun bupati.
Ditemui PWMU.CO usai acara, Koordinator Kesiswaan Rudi Purnawan MPd berharap, dengan tampilan drama kolosal siswa tadi bisa memotivasi siswa untuk siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa.
“Penampilan drama kolosal siswa ini bisa mengeksplorasi bakat dan minatnya,” tegasnya.
Sementara itu, siswa kelas V Ibnu Sina Bagas Wiratama Teguh Satrio yang berperan sebagai KH Ahmad Dahlan mengaku tak mudah memerankan tokoh ini.
“Perlu menghafalkan beberapa ayat al-Quran, mempelajari mimik wajahnya dari film Sang Pencerah, cara berjalan, maupun bertutur kata,” katanya.
Namun, lanjutnya, di balik itu Bagas mengaku berkesan bisa memerankan Ahmad Dahlan. Drama kolosal ini ditutup dengan penampilan grup musik Crescendo yang membawakan dua buah lagu, Theme Song Muktamar yang berjudul Derap Berkemajuan dan Sang Surya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.