Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Dr Syakir Jamaluddin MA saat memberikan Tausiyah dalam acara Tabligh Akbar Umla, Sabtu (5/11/2022). Menurutnya, kunci Muhammadiyah menjadi ormas yang besar adalah keikhlasan. (Alfain Jalaluddin Ramadlan/PWMU.CO)
Kunci Muhammadiyah Bisa Besar seperti Sekarang Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Kabupaten Lamongan.
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) menggelar Tabligh Akbar dalam rangka Milad Ke-4 dan Semarak Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Dalam agenda Tabligh Akbar ini, Sabtu (5/11/2022), Umla menghadirkan narasumber Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr Syakir Jamaluddin MA.
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Umla ini diikuti seluruh keluarga besar Umla. Mulai dari jajaran rektorat, civitas akademika Umla, dan mahasiswa Umla.
Di awal tausiyahnya, Syakir Jamaluddin mengatakan, dirinya teringat perkataan Ketua PP Muhammadiyah, Abdul Razak (AR) Fakhruddin kenapa Muhammadiyah menjadi organisasi yang besar.
“Saya ingat perkataan Ketua PP Muhammadiyah pemegang rekor paling lama memimpin Muhammadiyah selama 22 tahun (1968-1990) yaitu AR Fakhruddin,” ceritanya.
Keikhlasan Sebagai Kunci
Syakir Jamaluddin mengatakan, ketika mengisi pengajian di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), AR Fakhruddin ditanya salah satu peserta kajian. Apa kunci sampai-sampai Muhammadiyah memiliki Amal Usaha terbesar, bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia.
“Kemudian Pak AR Fachruddin berfikir, seperti bingung mau menjawabnya. Lantas beliau menjawab, mungkin manajemennya, yaitu keikhlasan,” ujarnya.
Menurut Syakir, nilai paling utama dalam mengabdi di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) adalah keikhlasan. Termasuk dalam dakwah dan perjuangan membesarkan Persyarikatan.
“Kemudian, bagaimana agar nilai keikhlasan itu terus tumbuh dan terjaga? Maka dibutuhkan pembinaan-pembinaan secara intensif. Salah satunya adalah dengan mengintensifkan pengajian-pengajian” katanya.
Menurutnya, hal ini penting juga untuk ditanamkan pada generasi muda. Karena generasi muda masih memiliki semangat juang yang tinggi, atraktif, dan dinamis.
“Kalau kita yang tua-tua sudah cukup tertinggal. Misalnya dalam penguasaan IT. Anak muda lebih menguasai,” terangnya.
Sehingga, menurutnya, memunculkan dan memberi tempat kepada yang muda juga termasuk kunci sukses membangun dan memajukan AUM.
Penulis buku Kuliah Fiqh Ibadah ini mengatakan, tegak dan besarnya Muhammadiyah sampai sekarang adalah karena punya Amal Usaha yang besar.
Lantas anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini mengutip QS Ali Imran ayat 102:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim”.
“Jadi, dasarnya membangun organisasi dan amal usaha yang besar kuncinya adalah iman dan taqwa,” tuturnya.
Menurutnya, kata, وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ini juga salah satu kunci sukses dalam mengembangkan AUM.
Umla Akan Maju Melesat
Dekan Pendidikan Agama Islam UMY ini mendoakan, Umla dan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Lamongan, insya Allah tidak lama lagi akan maju melesat.
“Saya prediksi seperti itu. Karena yang membesarkan Muhammadiyah di pelosok-pelosok itu adalah orang Lamongan. Setiap saya keliling pasti ada orang Lamongan,” ujarnya.
Menurutnya, walaupun Umla baru berusia empat tahun, tidak menutup kemungkinan akan mengalahkan universitas-universitas lainnya.
“Namun tentu saja prestasi itu tidak akan datang begitu saja. Tetapi harus ada kerjasama, kerja keras, serta kerja cerdas. Saling menguatkan. Apa yang kurang kita perbaiki bersama,” ujarnya mengingatkan. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni