Immawati Gresik Peserta Terbaik Darul Arqam Madya Nasional; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Risma Wahyuni.
PWMU.CO – Nurul Azizah, kader Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Gresik menjadi peserta terbaik Perkaderan Khusus Darul Arqam Madya Nasional 2021-2022.
Darul Arqam ini digelar Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta Pusat di Institut Tekhnologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta selama lima hari (9-13/11/2022). Temanya ‘Revitalisasi Filantropi terhadap Humanitas di Era Digitalisasi’.
Meski Immawati, sebutan kader perempuan IMM, Nurul, belum pernah ke Jakarta tapi tak ada ragu dan takut untuk tetap berangkat sendiri. “Niat, tekad, dan nekat menjadi modal semangat untuk terus belajar dalam perkaderan IMM,” ujar Ketua Komisariat Psikologi PC IMM Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG),
Perkaderan diikuti 29 peserta terdiri dari 15 Immawan dan 14 Immawati delegasi 13 Pimpinan Cabang. Yaitu dari PC IMM Gresik, Metro, Jakarta Pusat, Sorong, Banyumas, Jakarta Timur, UM Palembang, Ciputat, Kota Tanggerang, Sukabumi, Karawang, Bengkulu, dan Padang Panjang.
Nurul tak sempat ikut stadium general dan pembukaan pada Rabu (12/11/22) malam. Kader Kota Pudak ini sampai di Stasiun Pasar Senen pada Kamis (13/11/22) pukul 01.34 dini hari. Panitia lokal menjemputnya, kemudian satu jam berikutnya mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi.
Selama empat hari perkaderan, peserta diminta menghafal sepuluh ayat perkaderan yang sudah ditentukan Instruktur Madya. Ada tujuh materi yang membahas Filantropi. “Materi yang diberikan pemateri sangat Luar biasa, berdaging. Hal itu mampu membuka pikiran kami semua tentang bagaimana arti filantropi yang begitu luas,” ujarnya.
Masih jelas di ingatan Nurul materi yang disampaikan Ketua Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat (SPM) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Afandi Afan. “Apa bedanya IMM dengan ojol yang tidak belajar tentang ilmu humanitas tetapi melakukan gerakan yang sama dengan kita seperti melakukan galang dana untuk korban bencana, baksos, bagi-bagi Jumat Berkah, dan lainnya?” tanya Afandi Afan retorik.
Afandi Afan pun menegaskan harus berbeda ketika makna humanitas masuk ke dalam IMM. “Apalagi kita mempunyai Trilogi yang di dalamnya terdapat humanitas, sehingga gerakan yang dilakukan pun harus mempunyai ciri khas bagaimana kita juga memberikan sesuatu kepada masyarakat yang sifatnya bukan sementara,” tuturnya.
Canangkan Program Immpreneur
Saat Focus Group Discussion (FGD), Nurul dan kelompoknya mencanangkan Immpreneur untuk mewujudkan filantropi. “Program ini dikonsep membantu kaum dhuafa dalam berwirausaha. Kami bertekad untuk membantu dengan memberikan training dan memberi modal dalam menjalankan usahanya,” ujar Nurul.
“Meski terlihat berat tetapi dalam pengonsepan sudah kami perhitungkan dengan matang. Nantinya akan melibatkan beberapa pihak di antaranya kader IMM, dosen, dan lembaga lainnya seperti Lazismu, BAZNAS, dan perusahaan-perusahaan yang ada di masing masing cabang,” imbuhnya.
Alhasil, saat penutupan acara, dia mendapat penghargaan sebagai peserta Immawati terbaik. Adapun peserta Immawan terbaik diraih Flavio Deffa Damasta dari PC IMM Jakarta Pusat. “Bagi saya semua peserta terbaik. Begitu pun saya banyak belajar dari teman-teman semua. Semoga ini menjadi awal semangat kami untuk terus berfastabiqul khairat,” ucap Nurul. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN