Prof Haedar Nashir: Kader Muhammadiyan Siap Terima Amanah, Tidak Boleh Kejar Jabatan, liputan Ichwan Arif dari Solo
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi membuka Sidang Tanwir Muhammadiyan di Auditorium Muhammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jumat (18/11/22).
Dalam sambutan pembukanya, Prof Haedar Nashir menyampaikan sidang Tanwir ini adalah terakhir pada periode 2015-2022.
“Kami menyampaikan terima kasih pada panitia SC dan OC. Mohon maaf atas kekurangan dan kekhilafan. Ini adalah hal pertama yang saya sampaikan, ” ujarnya pada peserta sidang.
Selain poin pertama di atas, Haedar menyampaikan delapan hal lainnya. Kedua, PP sudah berusaha maksimal menjalankan program dan amanah Muktamar ke-47 di Makassar. Tetapi, semua tahu, karena pandemi Covid -19, sehingga ada keterbatasan-keterbatasan. Ketiga PP mengembangkan kepemimpinan kolektif kolegial dalam mengemben amanah.
Di atas itu semua, kepemimpinan di Muhammadiyah selalu bersandar pada sistem,” tambahnya.
Keempat, gerakan Muhammadiyah dari bawah ke atas terus bergerak, berirama, dinamis, ke arah yang berkemajuan. Indikatornya adalah tiada hari tanpa peresmian, ground breaking, dan tumbuh lembang Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Ini menunjukkan semangat berkemajuan Muhammadiyah di seantero negeri. Hal inj tentunya dilandasi state of mind dan ideologi Muhammadiyah yang berkemajuan,” Catania.
Kejar Jabatan
Prof Dr Hardae Nashir menyampaikan hal kelima adalah AUM terus berkembang secara kelembagaan, bukan milik orang-perorang. Muhammadiyah kini punya AUM di Australia, Malaysia, Mesir dan lain. Dan semua AUM milik Muhammadiyah. Tidak ada yang milik perorangan.
Keenam, semua hasil Tanwir dan Muktamar, termasuk di dalamnya Risalah Islam Berkemajuan, diharapkan menjadi panduan bagi warga Persyarikatan dan umat untuk menghadapi tantangan paham keagamaan era kontemporer.
Ketujuh, orgaisasi modern ditunjukkan Muhammadiyah melalui sistem pemilihan yang secara keseluruhan berbasis sistem. Pada Tanwir dan Muktamar menggunakan e-voting.
Kedelapan, sebagai kader, Muhammadiyah harus siap jika diberi amanah memimpin. Tapi tidak boleh mengejar jabatan, apalagi untuk tujuan-tujuan duniawi.
Haedar mengatakan, jika tidak diberi amanah, penting terus berkhidmat di Muhammadiyah
Muhammadiyah, lanjutnya, punya panggilan sejarah yang ditunggu oleh umat. InsyaAllah kita akan bisa menggerakan semua itu secara sistemik, perlahan tapi pasti, untuk siap melesat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.