Ramahnya sambutan tuan rumah Muktamar membuat jarak Kairo-Solo tidak terasa; Liputan Umair Fahmiddin Kontributor PWMU.CO Mesir.
PWMU.CO – Stan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir hadir di zona 1 nomor 34, dalam Muktamar Fair. Seluruh informasi terkait PCIM Mesir ada di stan yang berlokasi di De Tjolomadoe.
Ketua Tim Muktamar PCIM Mesir Akhyar Kho’ad mengatakan, stan PCIM Mesir berfungsi untuk mengenalkan PCIM Mesir sebagi pelopor internasionalisasi Muhammadiyah di abad ke 2.
“Yaitu mengenalkan karya-karya dan kontribusi kader Muhammadiyah Mesir selama dua dekade. Juga menginformasikan sekaligus mengajak warga Muhammadiyah, untuk menjajaki peluang internasionalisasi Muhammadiyah di Mesir melalui pendidikan dan ekonomi,” jelasnya, Kamis (17/11/22).
Selain itu, lanjutnya, kehadiran PCIM Mesir di Muktamar ke-48 Muhammadiyah bertujuan untuk menjalin silaturahim. “Yakni dengan warga Persyarikatan Muhammadiyah dari berbagi daerah dan negara, serta mendukung secara langsung kegiatan muktamar,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PCIM Mesir periode 2022-2024 Hidanul Achwan menyampaikan, PCIM Mesir punya target pada Muktamar ke-48 ini. “Ada tiga poin utama, yakni merangkul warga Muhammadiyah agar lebih dekat dengan PCIM Mesir. Kedua, mendorong PP Aisyiyah untuk memperhatikan legalisasi TK ABA Kairo. Ketiga, melaporkan pertanggungjawaban pendirian Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir,” terangnya.
Ramahnya Sambutan Tuan Rumah
Demi suksesnya agenda tersebut, kata dia, setidaknya ada 16 kader PCIM Mesir yang datang ke Solo untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan akbar ini. Para kader mendapat fasilitas selama berada di Solo.
Salah satunya tawaran dari Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif MSi kepada delegasi PCIM Mesir. “Teman-teman PCIM Mesir, silahkan menginap di rumah saya saja,” ujarnya menirukan sambutan hangat Prof Sofyan. Hal tersebut seolah menjadikan jarak Kairo-Solo sejauh 12 ribu 912 km jadi tidak terasa.
Untuk diketahui, Muktamar Muhammadiyah ke-48 dihelat di Kota Solo, yang berjarak sekitar 61 km dari kampung halaman KH Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta.
Lima tahun pasca Muhammadiyah berdiri, KH Ahmad Dahlan melanjutkan gerak dakwahnya dengan mendirikan Muhammadiyah di Solo (1917). Seabad berlalu, semangat Sang Pencerah terbukti mampu menginspirasi kadernya untuk terus menebar manfaat melalui Muhammadiyah.
Lahirnya PCIM Mesir pada 2002 menjadi salah satu bukti, yang kemudian menginspirasi berdirinya 28 PCIM di luar negeri. “Semoga Muktamar Muhammadiyah Ke-48 membawa kemaslahatan untuk umat, sebagaimana jingle indah yang diaransemen oleh musisi Eross Sheila on 7. ‘Di Solo jalin ukhuwah. muktamar satukan langkah, bersama cerahkan semesta’,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.