Aisyiyah Berharap Persaingan Politik Pemilu 2024 Berkeadaban; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra H Siti Noordjannah Djohantini MM MSi menyampaikan dua isu strategis yang penting dibahas dalam Muktamar ke-48. Hal ini terungkap dari pidatonya saat pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Sabtu (19/11/2022) pagi.
Pertama, tentang perdamaian dan persatuan bangsa serta pemilihan umum yang berkeadaban. Dia menjelaskan, “Perdamaian dan persatuan bangsa diangkat karena berbagai konflik dan kekerasan. Konflik struktural, sosial, dan ketidakadilan yang semakin memprihatinkan dan mengancam persaudaraan bangsa. Korbannya yang sering terjadi adalah perempuan dan anak-anak.”
Kedua, tentang pemilihan umum tahun 2024 dengan harapan menjadi pemilu yang kontestasi politiknya berkeadaban. “Pemilu sebagai proses demokrasi meniscayakan keadaban bagi para penyelenggara maupun pemiliknya agar pemilu dapat mencerminkan kualitas demokrasi yang menghasilkan pemimpin bertanggung jawab, berorientasi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya bersambut tepukan tangan peserta yang hadir di Stadion Gelora Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.
Selain itu, lanjut Noordjannah, Aisyiyah berharap Pemilu itu melahirkan pemimpin yang berpihak pada kepentingan umum. “Politik yang bebas dari adanya politik yang pragmatis, politik uang, dan transaksional. Jadikan pemilu dan para elitenya sebagai teladan bagi generasi muda dan hasilnya memberi harapan besar bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Dalam pembukaan itu, Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo beserta istrinya Iriana Joko Widodo ikut hadir di Stadion Manahan. Noordjannah pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo atas kehadiran dan berkenan membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Selain itu, hadir pula Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Para Ketua Lembaga Negara, Panglima TNI, Kepala Kepolisian Negara RI, Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Duta Besar Negara Sahabat, Ketua Umum dan jajaran Anggota PP Muhammadiyah, Ketua organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan, Anggota Peserta Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah, undangan, dan penggembira.
Perempuan Berkemajuan
Noordjannah mengungkap, Mukmatar ke-48 Aisyiyah itu mengambil tema ‘Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa’. Dia menegaskan tema itu penting karena menggambarkan arah pandangan Asiyiyah dalam berjuang memajukan perempuan. “Guna mengukir peradaban bangsa yang mencerahkan,” imbuhnya.
Bagi Aisyiyah, lanjutnya, spirit tema itu tak lepas dari perjuangan dan kiprah perserikatan lebih dari satu abad. “Itu modal sosial, sejarah, dan pengalaman sangat penting dlama memajukan kehidupan dan peradaban bangsa, termasuk dalam memajukan perempuan Indonesia,” terangnya.
Kata Istri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi itu, Aisyiyah dengan misi utama dakwah dan tajdid telah bergerak aktif dalam memajukan kehidupan bangsa melalui seluruh aspek kehidupan. Misalnya, pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta pembinaan keagamaan yang meneguhkan dan memajukan. “Yang tersebar di seluruh pelosok negeri, serta berbagai usaha lain yang bersifat memajukan kehidupan umat dan bangsa,” tambahnya.
Setelah satu abad gerakan Aisyiyah, menurutnya Aisyiyah menghadapi tantangan dan permasalahan yang semakin kompleks dalam kehidupan kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Dalam menghadapi tantangan itu, dia menekankan pentingnya Aisyiyah merefleksikan posisi dan perannya sebagai gerakan perempuan Islam berkemajuan dengan menyiapkan pemikiran-pemikiran agenda strategis organisasi yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan.
Dia juga menyatakan, “Aisyiyah terus memperkokoh dan memperluas radius kiprah dakwah yang makin dinamis dan progresif, yang diperankan seluruh warga Aisyiyah, kader, dan pimpinan Aisyiyah. Aisyiyah punya modal ruhaniah, keagamaan, dan sosial yang kokoh mendinamisasi gerakan Aisyiyah untuk mewujudkan gerakan Aisyiyah berkemajuan.”
Risalah Perempuan Berkemajuan
Dalam Muktamar ke-48 ini, kata Noordjannah, membahas risalah perempuan berkemajuan. “Pandangan Aisyiyah tentang perempuan berkemajuan adalah alam pikiran dan kondisi pemikiran yang maju dalam segala aspek kehidupan, tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi secara struktural-kultural dan sejalan nilai-nilai ajaran Islam,” terangnya.
Perempuan Berkemajuan dalam pandangan Islam yakni kehidupan perempuan yang punya derajat kemuliaan sama dengan laki-laki. “Yang ukuran kemuliaannya terletak pada ketakwaan, keimanan, dan amal shalih sebagaimana dalam al-Hujurat 13, an-Nahl 97, dan al-Isra 70,” jelas dia.
Kata Noordjannah, perempuan berkemajuan dalam relasi sosial merupakan entitas individu dan kelompok yang inklusif. Mereka hidup menyatu, damai, dan berpadu dari berbagai latar belakang secara adil tanpa diskriminasi. “Perempuan Berkemajuan menampilkan diri sebagai umat terbaik yang berbasis iman, ilmu, akhlak, dan amal, serta berisi dakwah tajdid yang menjadi rahmat bagi seluruh alam,” imbuhnya.
Di dunia dengan berbagai masalah sosial ekonomi, termasuk yang dialami kaum perempuan, menurutnya penting perempuan berkemajuan hadir membawa ajaran Islam yang damai, harmoni, menjunjung tinggi kemuliaan, dan berwawasan wasathiyah berkemajuan untuk mewujudkan peradaban utama yang rahmatan lil alamin. “Aisyiyah digerakkan perempuan yang punya pikiran maju, ikhlas, istikamah, berkomitmen tinggi, dan berkhidmat di pergerakan dakwah yang luas melintas bagi kemajuan bangsa,” ungkap Noordjannah.
Terakhir, dia memberi penghargaan tulus kepada semua perempuan Aisyiyah, kader dan pimpinan yang telah berkhidmat bersama memajukan kehidupan masyarakat. Dengan harapan pengkhidmatan itu terus berkesinambungan bagi kemajuan peradaban bangsa. “Selamat bermuktamar! Bergembiralah bersama-sama di Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiah,” tutupnya. (*)
Discussion about this post