Menjaga Kepemimpinan Amanah di Muhammadiyah oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Keagamaan
PWMU.CO– Sabtu (19/11/2022) Muktamar Muhammadiyah memilih 13 pimpinan pusat dari 39 nama yang sudah ditetapkan Sidang Tanwir. Harapannya terpilih kepemimpinan amanah.
Sejak pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dahulu mengibarkan bendera organisasi sebagai sarana perjuangan keumatan maka amanah adalah hal yang selalu ditekankan kepada pimpinan dan kader yang dipercaya untuk menjalankan roda Muhammadiyah.
Organisasi adalah gerakan. Gerakan dalam memajukan agama dan umat. Agama tegak umat kuat. Pemimpin menjadi teladan, memotivasi perbuatan serta menjaga kebenaran dan keadilan. Pemilihan hanya mekanisme pemberian kepercayaan agar tercapai berbagai sasaran dan harapan.
Amanah adalah perintah Allah sebagaimana kalamNya: innallaha ya’murukum an tuwadduul amaanaati ilaa ahlihaa. Allah memerintahkanmu untuk menunaikan amanah kepada ahlinya (An- Nisa: 58).
Menunaikan amanah adalah jalan bagi kemuliaan. Sebaliknya mengkhianati menyebabkan kehinaan karena melanggar larangan Allah. Laa takhunuullaha war rosula wattakhunuu amaanaatikum. Jangan kalian mengkhianati Allah dan Rosul-Nya dan janganlah mengkhianati amanah yang diberikan kepadamu (Al Anfal: 27).
Kepemimpinan Muhammadiyah sejak berdirinya hingga saat ini mampu menjaga amanah tersebut. Segala amal usaha Muhammadiyah dijalankan dengan semangat perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan.
Dengan kepemimpinan kolektif dituntut untuk saling mengingatkan agar dapat menjaga kepercayaan atau amanah tersebut.
Kini Muktamar ke-48 siap untuk dilaksanakan. Ada 39 calon pimpinan telah ditetapkan oleh Sidang Tanwir. Diajukan kepada muktamirin untuk dipilih 13 nama pada Jumat (19/11/2022).
Tidak ada satupun yang berkampanye untuk dipilih. Di kalangan kader ada keinginan agar terjadi pemaduan antara pimpinan lama dengan yang baru. Demi penyegaran untuk kesinambungan periode kepemimpinan selanjutnya.
Kepemimpinan amanah harus tetap dijaga agar langgeng kiprah Muhammadiyah dalam berkhidmah pada umah, bangsa dan negara. Kerja dan kegiatan yang diharapkan senantiasa mendapat kemudahan dan pertolongan dari Allah SWT.
Kepemimpinan amanah di lingkungan Muhammadiyah dapat dicapai jika dimiliki keyakinan kuat bahwa jabatan apapun saat ini mestilah dipertanggungjawabkan di kehidupan akherat nanti. Allah Maha Melihat dan Mendengar “innallaha kaana sami’an bashiiro” (An-Nisa 58).
Siapapun yang diberi amanah untuk memimpin Muhammadiyah, ia harus ingat pada apa yang pernah dipesankan oleh KH Ahmad Dahlan:
“Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukan sesuatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Iilahi rabbi. iAkuhjuga berdoa berkat dan keridhoan serta limpahan rahmat karunia lahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia sepanjang sejarah dari zamanke zaman.
Solo, 18 Nopember 2022
Editor Sugeng Purwanto