World Peace Forum di Mata Imam Shamsi Ali; Liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Syahroni Nur Wachid.
PWMU.CO – Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah (UM) Surakarta dan Cheng Ho Multi Culture Education Trust menggelar World Peace Forum ke-8 di The Sunan Hotel, Kamis-Jumat (17-18/11/2022).
Menurut Penasihat Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Imam Shamsi Ali yang hadir di sana, acara itu sangat luar biasa. “Pertama, karena saya sebagai Muslim Indonesia di luar negeri, jadi ingin melihat Muslim Indonesia punya karya yang bisa dianggap sebagai kontribusi global,” ujarnya kepada PWMU.CO.
Oleh karena itu, dia menilai, World Peace Forum itu salah satu kesempatan Muslim Indonesia dari CDCC menunjukkan kontribusinya. “Bisa dijadikan justifikasi bahwa kita memang besar sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar,” imbuhnya.
Menurutnya, tema yang mereka bahas sangat tepat karena kondisi dunia sedang mengalami dikotomi. Seperti dikotomi antarras (rasisme meningkat), dikotomi ideologi (terjadi ekstrimisme dan ideologi politik). “Mereka yang ultranasionalismenya terpilih ini menjadi ancaman,” ternyata.
Imam Shamsi Ali menegaskan, “Perlu kita saling mengingat kembali, pentingnya fraternity persoalan kemanusiaan. Yang penting juga, semua itu dilakukan dengan mengambil jalan tengah yang tidak ekstrem.”
Dia berharap Islam menjadi pemimpin, berada di garda terdepan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa memang tak ada jalan lain kecuali kembali kepada ajaran agama Islam. “Aslinya itu adalah moderasi, waj alna kum ummatan washatan,” ujarnya menyinggung al-Baqarah ayat 3 yang artinya, “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan.”
Akhirnya dia menyimpulkan kesannya atas forum itu. “Saya kira sangat bermanfaat sekali, sangat efektif, dan cukup membanggakan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi sesuatu yang bisa kita bawa lebih besar lagi ke depan,” harapnya.
Baca sambungan di halaman 2: Saran Perbaikan