Hadiri Muktamar, Anggota DPR Ini Berharap Muhammadiyah Punya Sentuhan Politik. Liputan Nely Izzatul, Kontributor PWMU.CO dari Solo.
PWMU.CO – Anggota Fraksi DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Prof Dr Zainuddin Maliki menyampaikan harapan kepada Muktamar Ke-48 Muhammadiyah kali ini.
Menurutnya, Muhammadiyah sebagai organisasi yang besar ini perlu membuat amal usaha di bidang politik. Hal itu dia sampaikan di sela kunjungannya ke Edutorium UMS untuk melihat proses berlangsungnya Muktamar, Sabtu malam (19/11/2022).
“Harapannya untuk Muhammadiyah agar bisa memperluas amal usaha. Menurut saya, selama ini Muhammadiyah sudah berada di zona zaman karena punya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan yang luar biasa,” katanya.
Dia memberikan contoh, lahirnya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia College (MAC) adalah bukti bahwa Muhammadiyah sudah nyaman di amal usaha bidang pendidikan.
“Berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD sampai Perguruan Tinggi yang bermutu telah didirikan. Demikian juga rumah sakit (RS) yang luar biasa, sebagai dedikasi dalam meningkatkan indeks kesehatan bangsa Indonesia,” ucapnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya periode 2003-2007 dan 2007-2011 ini mengatakan, termasuk di bidang filantropi, pengurangan risiko bencana, Muhammadiyah selalu aktif tidak hanya di lokal tapi universal.
“Inilah yang saya merasa, dengan hal ini Muhammadiyah sudah berada di zona nyaman, tidak perlu lagi memperluas AUM, padahal masih ada yang menurut saya belum digarap secara sistematis dan terukur yakni di bidang politik,” ucapnya.
“Kita tahu bahwa saat ini tidak hanya ekonomi yang harus kita urus, tapi politik juga menjadi panglima. Ekonomi politik adalah panglima. Kolaborasi antara kekuatan ekonomi dan kekuatan politik itu menentukan arah dan kiblat kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya.
Darah Segar
Menurutnya, tema muktamar kita kali ini adalah Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta. Hal itu tidak bisa kalau Muhammadiyah tidak memberikan sentuhan pada ekonomi politik.
“Maka menurut saya perlu pemimpin yang bisa merumuskan langkah-langkah yang sistematis dan terukur bahwa perkembangan ekonomi politik di negara ini betul-betul agar bisa diberi sentuhan oleh PP Muhammadiyah yang akan datang. Selama ini justru hanya membangun jarak terutama politik kekuasaan karena itu dianggap kotor,” ucapnya.
Terkait nama-nama yang terpilih menjadi pimpinan, Prof Zainuddin berharap nama yang sudah dipilih, yang termasuk ada darah segar diberikan kesempatan untuk memperkuat sektor anggota PP.
“Darah segar ini akan bisa memberikan warna baru terhadap perjalanan Muhammadiyah ke depan, yang bisa memperluas amal usaha, yang nanti mau tidak mau mengingatkan kita bahwa dunia politik itu semakin berat,” ucapnya.
Terkait ketua umum yang akan terpilih, Zainuddin mengatakan, yang penting siapapun yang jadi, adalah yang terpilih secara genuine.
“Mereka yang terpilih adalah ekspresi dari sikap independensi pemilih-pemilih Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencerminkan itu,” tuturnya.
“Siapapun yang terpilih harus menunjukkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi mandiri, independen, mendengarkan aspirasi dari banyak kalangan namun Muhammadiyah lah yang menentukan siapa yang akan terpilih nanti,” pungkasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto