Penampakan Penggembira Muktamar yang Tumpah Ruah sampai Luar Stadion Liputan Prima Mari Kristanto, Kontributor PWMU.CO dari Solo
PWMU.CO – Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Stadion Manahan Solo, Sabtu (19/11/2022).
Selain Presiden, jajaran pemimpin lembaga negara pun hadir. Nampak Ketua MPR RI Bambang Susatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Kepala Kepolisian Negara RI Listyo Sigit Prabowo, Para Ketua Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, dan Duta Besar Negara Sahabat.
Meskipun pagi itu kondisi gerimis menyelimuti Kota Solo, namun tidak menyurutkan warga Muhammadiyah dari seluruh Indonesia untuk berkumpul di area sekitar Stadion Manahan. Tua, muda, anak – anak saling bersemangat untuk mengikuti perhelatan akbar yang sempat tertunda karena pandemi ini.
Kapasitas stadion Manahan yang hanya bisa menampung sekitar 25.000 orang, tentu tidak bisa membuat semua kader persyarikatan bisa masuk. Meskipun begitu, warga sangat antusias menyaksikan acara pembukaan yang ditayangkan lewat layar lebar di luar stadion.
Salah satu peserta Muktamar dari Banda Aceh, Muhammad Rifki mengaku antusias mengikuti acara pembukaan ini, walaupun hanya bisa menyaksikan di luar stadion.
“Kami semua 29 orang dari Banda Aceh naik pesawat sampai Jakarta, lanjut perjalanan darat ke Surakarta,” kata Rifki.
Selain dari Aceh, peserta dan dan penggembira muktamar yang memenuhi area layar lebar juga datang dari berbagai daerah. Dari sejumlah atribut yang dikenakan serta kendaraan peserta, tampak ada yang dari Jakarta, Palembang, Bangkalan, Bali dan lain-lain.
Pak Tumiran, salah satu peserta dari Cilacap tampak antusias bertemu rombongan dari MPKU Lamongan. “Saya temannya Pak As’ad dari Laren,” katanya kepada PWMU.CO.
Hanafi dari MPKU PDM Lamongan mengatakan, Pak As’ad adalah penggerak Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren, Lamongan, Jawa Timur.
Tumpah ruahnya penggembira muktamar yang tidak tertampung kapasitas stadion menunjukkan antusiasme yang tinggi.
Selain para peserta dan penggembira yang bergembira, sejumlah pedagang asongan dan pedagang kaki lima pun tampak sumringah.
Mereka seolah-olah merayakan hari raya di tengah lautan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah yang melarisi dagangan mereka.
Pemilik warung angkringan yang enggan menyebut namanya berucap, “Alhamdulillah, terimakasih Muhammadiyah dagangan saya laris. Barakallah,” ucapnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni