Napas Lega Budi Setiawan setelah Evoting-Ecounting 13 Nama Kelar; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
PWMU.CO – Usai perhitungan suara secara ecounting pada pemilihan secara evoting 13 Anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Sekretaris Panitia Pemilihan (Panlih) Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Budi Setiawan ST bisa bernapas lega.
Dia beranjak meninggalkan kursi di atas panggung lalu beralih duduk di atas undakan panggung bersama jajaran panlih lainnya. Mereka menunggu Ketua Panlih Ahmad Dahlan Rais konferensi pers di depan panggung, Ahad (20/11/22) pukul 00.21 WIB.
Saat itulah Budi–sapaannya–berbagi kenangan jejak pengalamannya sebagai Panlih kepada PWMU.CO. “Alhamdulillah, jujur saya jadi Panlih itu nggak sekali. Sejak tahun 2000 (Muktamar di Jakarta) saya itu jadi wakil sekretaris panlih, kemudian terus, sampai sekarang,” terangnya. Matanya berbinar. Sorotan matanya menerawang jauh.
Pengalaman panjangnya itu membuat Budi hafal mekanisme pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Sejak tahun 90-an saya sudah bantu-bantu panitia pemilihan Muktamar di Yogyakarta, Muktamar di Aceh (tahun 1995),” imbuhnya.
Saat itu pihaknya menginisiasi sistem penghitungan menggunakan program Lotus. Adapun ketika Muktamar di Jakarta (tahun 2000), pihaknya beralih menghitung suara pakai program Excel pada Windows.
Dia akhirnya menegaskan, mekanisme pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan sistem lengkap ecounting dan evoting baru kali ini dilaksanakan. “Sempat tadi itu sebelum dimulai ada trouble,” ungkapnya, tapi dia bersyukur masalahnya bisa segera pihaknya tangani.
Menurut Budi, keberhasilan proses pemilihan malam itu juga tak lepas dari panlih telah berupaya menggelar simulasi sebanyak dua kali. “Sehingga bisa mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan dan pesertanya berapa. Saat simulasi kita undang sampai lintas ortom,” terangnya di Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kepada PWMU.CO, dia juga mengungkap upayanya senantiasa menjaga amanah untuk merahasiakan nama-nama calon PP Muhammadiyah. Meski sempat mendapat makian dari pihak-pihak tertentu, Budi tetap bersabar. “Saya cuma jawab, iya, iya. Kita kan memegang amanah. Kalau tidak dibuka, ya tidak dibuka ke siapa pun,” kisahnya. (*)
Discussion about this post