PWMU.CO – Kader itu ibarat bibit tanaman. Jika tidak dipindahkan dari tempat persemaian, pohonnya akan tetap kurus dan sulit berbuah. Demikian pula kader organisasi. Jika menumpuk di satu tempat, dipastikan tidak gampang berkembang dan perannya akan kurang optimal. Justru yang kerap terjadi adalah konflik antarsesama kader.
Pernyataan tersebut diungkapkan Nadjib Hamid, saat memberikan ceramah ilmiah pada acara Pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Lamongan, di Perguruan Muhammadiyah Godog, Laren (11/3). Sekretaris Pimpinan Daerah IPM Lamongan Periode 1988-1990, itu menyontohkan dirinya. “Jika saya tidak pindah dari kampung kelahiran, mungkin karir organisasi saya maksimal ketua cabang. Itu pun harus bersaing dengan sesama kawan,” akunya.
(Baca: Orang ‘Lamongan’ Ketuai Enam PDM Jatim)
Lebih lanjut, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu menerangkan bahwa spirit gerakan Muhammadiyah adalah perubahan. Spirit perubahan itu sejalan dengan watak muhajirin atau perantau, yang biasa dituntut kerja keras dan serius untuk bisa mengubah nasib menjadi lebih baik,” tuturnya.
“Berbeda dengan mukimin atau orang yang menetap di kampung kelahiran, tanpa perlu kerja keras atau tidur-tiduran pun dijamin tetap bisa makan, karena setidaknya masih ada orangtua atau keluarga,” imbuhnya sembari mencontohkan beberapa cabang Muhammadiyah yang digerakkan para muhajirin di perumahan-perumahan baru, cenderung lebih maju.
(Baca juga: Ketika Orang Lamongan “Kuasai” Muhammadiyah Cabang Istimewa Malaysia)
Menurut Nadjib, Muhammadiyah beruntung memiliki kader-kader muhajirin di berbagai daerah, terutama yang berasal dari Lamongan. Ia menunjuk beberapa Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di Jatim yang berasal dari Lamongan. Antara lain PDM Surabaya (tiga periode terakhir), Jember (dua periode terakhir), Kota Mojokerto, Nganjuk, Ponorogo (periode lalu), Kabupaten Malang dan Situbondo (dua periode lalu). Belum terhitung yang masuk jajaran pimpinan cabang, daerah, dan wilayah, baik di Jawa maupun di luar Jawa, bahkan di luar negeri.
Oleh karena itu, kader-kader muda yang ingin mengembangkan diri menjadi pejuang dakwah yang lebih hebat, disarankan untuk mengikuti jejak para pendahulunya. “Jika mau berkembang, maka berhijrahlah seperti para senior, tapi tetap berkontribusi pada kampung asal,” serunya.
Tidak diragukan, kata komisoner KPU Jatim periode 2008-2014 itu, strategi hijrah terbukti manjur untuk pengembangan dakwah Muhammadiyah. “Sayangnya, strategi ini masih berlangsung sporadis dan personal sifatnya, belum merupakan langkah yang terorganisir dan sistemik,” tukasnya. Ia bertekad untuk terus menggelorakan dan mendesakkan konsep hijrah ini hingga menjadi bagian dari sistem perkaderan.
Terkait suksesi kepemimpinan yang menjadi salah satu agenda Musyda, Nadjib mewanti-wanti kepada para calon hendaknya berkomitmen mengikuti mekanisme yang ada di IPM. “Ayo belajar menaati aturan, seperti batas usia, rangkap jabatan, dan ketentuan lainnya. Tidak usah merekayasa aturan demi meraih jabatan,” ajaknya. Karena, menurut dia, pada akhirnya kesuksesan seseorang tidak semata ditentukan oleh jabatan struktural yang dipegang, tapi oleh kapasitas dan integritas personal.
(Baca juga: Gairah Ber-Muhammadiyah: seperti Virus yang Menyebar ke Mana-Mana)
Nadjib juga mengingatkan para alumni dan senior lainnya untuk tidak intervensi dalam proses suksesi. “Biarlah mereka belajar berdemokrasi, dalam memilih pemimpinnya sendiri,” ingatnya.
Agenda yang berlangsung selama dua hari (11-12/3), dan diikuti lebih dari 350 peserta utusan cabang, itu berhasil memilih pimpinan baru. “Pemilihan dilakukan dengan cara memilih 9 formatur, dari 40 calon tetap. Setelah itu, 9 formatur terpilih rapat menentukan siapa ketua dan sekretaris plus bendaharanya,” ujar Ketua PD IPM Lamongan, Habib Nasrudin.
(Baca juga: Ciri Pemimpin Berkemajuan: Proaktif, Bukan Menunggu)
Irvan Saifullah yang meraih suara terbanyak (249) ditetapkan sebagai ketua, Dedi Kurniawan sekretaris, dan Mirza Lazuardi Rahmadi bendahara. Anggota formatur lainnya secara berurutan adalah: Khoirul Zikiyamah, Lilis Badriyah, Rudy Setiawan, Baitur Rahmat, Nasrudin Wafiq, Abdul Malik Karim Amrullah, dan Abdul Kholis Fadli.
Turut hadir dalam acara pembukaan, antara lain Ketua PW IPM Jatim Syahrul Ramadhan, Sekretaris PDM Lamongan Achmad Zaini, Sekda Lamongan Yuhronur Efendi, Pimpinan Daerah Aisyiyah dan para alumni PD IPM Lamongan sejak periode awal. (aulia)