Muhammadiyah Siapkan 250 Hunian Darurat di Cianjur, liputan kontributor PWMU.CO Sugiran.
PWMU.CO – Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lazismu sudah membuka empat pos pelayanan untuk penyintas gempa bumi Cianjur.
Dihubungi PWMU.CO, Rabu (23/11/2022), Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TDRR) MDMC PP Muhammadiyah Indrayanto menyampaikan, MDMC dan Lazismu pada respon tahap awal akan konsen pada enam bentuk layanan
“Yaitu layanan kesehatan, hunian (hundar atau huntara), water sanitizer, logistik, psikososial dan pendidikan darurat,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Selain membuka pos pelayanan di empat titik, lanjutnya, kita bergabung dengan Puskris untuk melakukan upaya-upaya operasi medis yang kaitannya dengan kebutuhan dokter spesialis.
“Pusat Krisis (Puskris) itu milik Kementerian Kesehatan. Puskris ini yang pegang kendali untuk respon medis. Jadi kita mengirimkan dokter ortopedi untuk membantu di Rumah Sakit Bhayangkara dalam rangka upaya-upaya penyelamatan jiwa dan patah tulang,” ungkapnya.
“Saat ini yang bergabung di Puskris adalah dokter spesialis ortopedi dari RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta dan Rumah Sakit Muhammadiyah Wonosobo,” tambahnya.
Tim medis yang terjun di lokasi bencana ada enam tim. Empat tim melakukan mobile clinik dan dua tim melekat membantu puskesmas untuk mengaktivasi layanan penyintas.
“Enam tim itu dari RS Islam Pondok Kopi, RS Islam Cempaka Putih, RS Muhammadiyah Wonosobo, RS Muhammadiyah Metro Lampung, RS Muhammadiyah Pemalang dan Tim Kesehatan Muhammadiyah Banten,” jelasnya.
Kegiatan yang lain, lanjutnya, kita memberikan dukungan logistik untuk bahan makanan dan non makanan. Dapur umum ada yang bersifat langsung, artinya kita mengolah terus kita berikan makanan siap saji. Ada yang kita berikan dalam bentuk bahan dan warga yang mengolah sendiri.
“Secara khusus untuk dapat umum kita mendirikan dengan mobil dapur umum sejenis food truck di lokasi pos pelayanan Islamic Center. Kemudian satu lagi mobil dapur umum di Cipanas,” terangnya.
Khusus untuk konsen hunian, sambungnya, hunian darurat atau hundar sudah on process. Timnya sudah kita bentuk dan perangkat peralatan sudah disiapkan. Tinggal menunggu kiriman terpal yang Insyaallah segera datang.
“Mencari terpal dalam jumlah agak banyak dalam kondisi bencana memang juga sulit. Banyak yang memborong untuk kebutuhan bencana. Akhirnya kita mengambil pabrik dan diberikan alokasi 500 terpal. Ini bisa untuk 250 hundar ukuran 4×6 meter,” paparnya.
“Bahannya kita pakai rangka kayu. Jadi kalau rumahnya sudah rusak total, maka kita manfaatkan lantainya. Kita pasang rangka kayu seperti limasan bangunannya. Kemudian dua terpal kita lipatkan dan kita tempelkan jadi satu hundar. Dan di dalam bisa menjadi dua ruangan,” tambahnya.
Konsen water sanitizer, sambungnya, yaitu untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan membuatkan MCK. Ini karena ada beberapa kawasan MCK-nya sudah tidak bisa digunakan.
“Ada juga beberapa titik yang masih coba kita asesment untuk sumber mata airnya. Jadi kita masih mencoba mencari sumber mata air, karena ada beberapa titik yang memang harus segera dialiri air bersih. MCK portabel juga pakai terpal, yang penting di situ ada pembuangannya dan ada septic tank yang bisa digunakan. Sehingga kita dirikan kamar mandi darurat yang bisa dimanfaatkan warga setempat,” urainya.
Bantuan logistik, baik makanan dan non makanan, bentuknya paket yang kita berikan kepada warga. Yaitu Hygiene Kit, Family Kit, paket peralatan rumah tangga, School Kit untuk pendidikan darurat.
“Paket logistik inilah yang tentunya kita harap dari warga Muhammadiyah yang ingin membantu siapapun dan dari manapun. Harapannya jangan memberikan curah. Kalau bentuk paket maka transit di gudang tidak terlalu lama. Sehingga bisa langsung distribusi dan tidak memakan banyak ruangan,” harapnya.
Psikososial dan pendidikan darurat, ungkapnya, juga jadi konsen Muhammadiyah. Psikososial sementara melibatkan Uhamka, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan UM Bandung.
“Uhamka sudah siap sesuai schedule dan akan kita datangkan setelah tanggal 27 Nopember. Ini karena butuh persiapan tempat, beberapa peralatan juga harus dipersiapkan. Jadi akan bikin tenda untuk tempat kegiatan karena hampir semua bangunan rusak,” ungkapnya.
Enam konsen itu, menurutnya, akan diterapkan di empat pos pelayanan. Sebenarnya kita targetkan enam atau kalau bisa delapan pos pelayanan MDMC.
“Untuk waktu penanganan, MDMC menargetkan satu bulan untuk tanggap darurat. Dan dua bulannya untuk transisi darurat pemulihan. Jadi 3 bulan sampai dengan akhir Pebruari 2023. Sehingga memasuki Maret 2023 kita bisa konsen untuk rehab rekon Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Ini karena ada 7 sekolah Muhammadiyah yang rusak dan perlu dukungan untuk perbaikan gedung dan peralatan,” jelasnya.
Schedule tim MDMC, ujarnya, pada pekan pertama dikelola oleh MDMC Jabar, DKI Jakarta dan Banten. Pekan kedua MDMC DI Yogyakarta dan Jateng, sedangkan pekan ketiga MDMC Jatim. Untuk pekan keempat akan sama dengan pekan pertama, hanya mungkin ditambah dari Sumatera seperti Lampung.
“Membagi itu sesuai dengan kapasitas masing-masing regional. Misalkan Jatim kuat di medis, maka nanti akan banyak tenaga medis yang akan kita dorong di pekan ketiga itu Jatim semua,” paparnya.
Rehab rekon AUM, lanjutnya, bergantung dari kajian geologi. Nanti bagaimana hasil kajian geologi terhadap posisi AUM kita. “Kalau misalkan AUM berada di zona merah, maka akan tetap dipikirkan bagaimana baiknya. Apakah relokasi atau opsi yang lainnya. Dan ini butuh waktu,” terangnya.
Pos Koordinasi Muhammadiyah pindah lokasi.
Komplek Islam Kreatif Muhammadiyah
Jalan KH Abdullah bin Nuh nomor 64, Kelurahan Sawah Gede, Cianjur. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni