PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim menyampaikan pentingnya perkaderan karena menyangkut masa depan Muhammadiyah dan umat Islam. Apalagi Muhammadiyah kini sudah mengglobal, terbukti dengan banyaknya cabang-cabang istimewa di luar negeri.
“Bulan Mei tahun lalu saya diundang Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, yang dimotori TKI Lamongan. Di sana saya belum lihat yang dari Nganjuk apalagi Pacitan. Tapi yang dari Gresik sudah mulai ada,” kata Saad dalam ‘Latihan Instruktur Zona 1 Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim’ di SMA Muhammadiyah Jalan Panglima Sudirman No 16 Nganjuk, (10/3).
(Baca: Dikenal Negeri Bermadzhab Syafii, Begini Cara PCIM Kenalkan Muhammadiyah pada Masyarakat Malaysia)
“Saat itu saya sampaikan, memang penting hadir di sana, konteksnya dengan ideologi agama kita. Intinya arruju ilal quran was sunnah qoriibun minas sunnah baiidun anil bidah wa khurafat wa takhayul (kembali pada Quran dan Sunah. Yaitu dekat dengan sunah Nabi, serta jauh dari bid’ah, khurafat, dan tahayul).
“Tapi menurut saya jauh lebih penting Muhammadiyah datang di Australia yang juga sudah ada PCIM di sana. Bahkan sudah ada di Amerika, Inggris, dan Belanda,” ungkapnya.
(Baca juga: Ketika Orang Lamongan “Kuasai” Muhammadiyah Cabang Istimewa Malaysia)
Menurut Saad, memasuki abad ke-2 ini, berpikirnya juga harus global. Hal ini merupakan tantangan bagi kader-kader, bahkan menjadi taruhan bagi proyeksi Islam sebagai rahmatan lil alamiin dan agama yang ya’lu wa laa yu’la ‘alaihi (tinggi dan tak ada yang mengunggulinya).
“Karena itulah kemudian perkumulannya sangat luar biasa. Maka sebaiknya kita harus berpikir bahwa urusan domestik itu relatif harus sudah selesai. Karena kalau kita berfikir domestik terus tidak akan selesai-selesai. Jadi bagaimana kita harus berpikir lebih luas lagi,” ujar Saad. (Uzlifah)