PWMU.CO– Cerita penggembira muktamar PRM Gandusari Trenggalek menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Solo sudah mengesankan di rest area jalan tol.
Penggembira terdiri dari orangtua, pengurus ranting, IPM, Hizbul Wathan MTs Muhammadiyah 2, dan anak-anak. Mereka ini rata-rata jarang ke luar kota. Karena itu ketika diajak ke Solo antusias dan bersemangat. Mereka berangkat Jumat malam.
Ketua rombongan, Muhammad Daim, mengantisipasi keadaan dengan mengingatkan agar rombongan sepuh tidak menjauh dari penggembira yang membawa handphone. Supaya kalau ada masalah bisa segera kontak ke panitia.
Rombongan mampir di rest area tol KM 519 ketika memasuki Sragen pukul 03.30, Sabtu (19/11/2022). Mereka menuju Masjid Nurul Jannah untuk persiapan shalat Subuh.
Ternyata di rest area ini bertemu dengan rombongan penggembira dari daerah Jawa Timur lainnya. Sebagian besar mengenakan kaos khas muktamar.
Mereka sama-sama antre ke toilet untuk buang hajat dan mandi. Yang enggan antre memilih menuju pujasera untuk ngopi sambil menunggu adzan. Pertemuan rombongan dari daerah lain ini menggembirakan karena bisa silaturahim sesama warga Muhammadiyah.
Ketika shalat Subuh harus bergantian karena masjid tak muat menampung semua pengunjung. Imam shalat diingatkan supaya membaca surat-surat pendek agar4 jamaah lain tak menunggu lama. Jamaah pertama bubar segera disusul jamaah kedua hingga tiga gelombang.
Usai shalat, rombongan langsung menuju Solo yang ternyata sudah hiruk pikuk penggembira menuju Stadion Manahan. Semua berduyung-duyun ingin menyaksikan pembukaan Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah.
Bubar acara pembukaan, rombongan menuju de Tjolomadoe, bekas pabrik gula yang menjadi tempat pameran dan bazar. Puas melihat pameran rombongan PRM Gandusari langsung pulang pukul 16.00 lewat jalan tol.
Waktu Magrib, bus masuk ke rest area. Sopir bus perlu mengisi solar. Rombongan melaksanakan shalat jamak Magrib dan Isya di masjid. Arus balik penggembira tidak bersamaan sehingga tak ada antrean di toilet dan masjid seperti waktu berangkat.
”Alhamdulillah. Tidak antre sekarang ini,” kata Tukaji, penggembira Gandusari. ”Suasananya beda dengan kemarin yang antre,” cerita penggembira muktamar Gandusari ini.
Dia gembira bisa menghadiri muktamar di Solo. ”Ya namanya saja penggembira, jadi harus gembira dalam suasana apapun hehehe,” selorohnya.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto