Upaya SD Muda Tusida Melestarikan Budaya Jawa; Liputan Dwi Arifiyanti, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Suasana di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 2 Tulangan (SD Muda Tusida) Sidoarjo, Jawa Timur, tampak berbeda, Kamis (24/11/2022), pagi. Nuansa Jawa sudah terasa ketika memasuki gerbang sekolah. Hampir di setiap sudut sekolah terpasang ornamen bernuansa Jawa. Seluruh guru, karyawan, dan para siswa juga memakai pakaian adat Jawa.
Kepala SD Muda Tusida Widyaningrum SE menjelaskan, nuansa Jawa di sekolah itu bagian dari kegiatan Gebyar Budaya Jawa. Menurutnya, acara tersebut untuk mengenal budaya, kesenian, dan bahasa Jawa.
“Tidak jarang sekarang ini siswa tidak bisa berbahasa Jawa. Mereka cenderung suka untuk menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan teman dan para guru. Tiang jawi kok mboten saget ngomong Jawi (orang Jawa kok tak bisa bahasa Jawa),” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan mengangkat tema Ngelestariake Budoyo Jowo, anak-anak bisa mempelajari budaya Jawa melalui kesenian, permainan, dan drama pendek.
Acara diawali dengan tampilan siswa kelas I yang menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suwengdengan membawa botol bekas sebagai instrumen. Siswa kelas II menyanyikan lagu Gundul-Gundul Pacul. Sedangkan siswa kelas III melakukan permainan tradisional: Angkle, 7 Ular Naga, dan Hompimpa dengan iringan lagu Padang Mbulan.
Selain tampilan-tampilan tersebut, anak-anak juga diajarkan aksara Jawa oleh dua guru: Uun Mas’ulah dan Anis Puspitaningtyas.
“Pentingnya kita mempelajari aksara Jawa ini agar tidak hilang dan mungkin saja ini bisa diakui oleh negara lain nantinya. Jadi jika bukan kita yang mempelajari dan melestarikan siapa lagi,” ujar Uun Mas’ulah.
Ketua Panitia Lusiana Acnesyiah mengatakan, siswa harus lebih sering diajarkan dan dibiasakan menggunakan bahasa Jawa, terlebih bahasa Jawa halus untuk komunikasi sehari-hari.
“Bukan berarti bahasa Indonesia tidak penting. Tetapi kita ketahui sekarang ini anak-anak jika berbicara dengan orang tua ataupun guru mereka disamaratakan seperti mereka ketika berbicara dengan teman sebaya,” ujarnya.
Pertunjukan lain disuguhkan oleh kelas IV, V, dan VI. Mereka menampilkan drama pendek dengan judul Pentinge Sinau. Seluruh siswa menonton drama tersebut dengan seksama. Sesekali tertawa ketika para pemain mebacakan parikan.
Acara ditutup ketika Zhafran Kamil siswa VI Saturnus membacakan parian Jawa
Mlaku mlaku nang pasar tulangan
mampir diluk nang tukang jamu
ayo konco ngukir masa depan
ojok males yen golek ilmu
Editor Mohammad Nurfatoni