Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi Perdana Menteri di Usia 75 Tahun oleh Sugeng Purwanto, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jatim.
PWMU.CO– Kamis (24/11/2022) pagi beredar kenyataan media (pers rilis) dari Istana Negara Kerajaan Malaysia. Isinya Sultan Abdullah Ri’ayatuddin al-Mustafa Billah Shah akan melantik Dato Sri Anwar bin Ibrahim sebagai perdana menteri.
Keputusan Sultan Abdullah itu setelah mendengarkan pendapat dalam Perbincangan Khas Raja-Raja Melayu di Istana Negara pagi tadi.
Pertemuan para raja-raja Malaysia itu setelah melihat hasil Pilihan Raya pada Sabtu,19 November 2022 tidak ada pemenang mayoritas.
Hasil suara pihak oposisi Koalisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim dan koalisi incumbent Partai Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yasin imbang. Akibatnya parlemen tak bisa menentukan siapa yang berhak menjadi perdana menteri.
Dalam hitung cepat koalisi Pakatan Harapan memenangkan kursi terbanyak. Partai UMNO dan koalisi Barisan Nasional yang dulu lama berkuasa suaranya hancur. Begitu pula koalisi Gerakan Tanah Air pendukung Mahathir Mohammad tak mampu bertahan.
Pelantikan Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri ke sepuluh berlangsung di Istana Negara sore tadi pukul 17.00 waktu Kuala Lumpur pada usia 75 tahun.
”Saya Anwar Ibrahim telah dilantik, menerima jabatan sebagai seorang perdana menteri. Saya dengan sesungguhnya bersumpah akan dengan jujur menjalankan kewajiban-kewajiban,” kata Anwar saat pengambil sumpah.
Jabatan perdana menteri itu semestinya sudah diterima tahun 1998 ketika usianya 51 tahun. Waktu itu dia sudah menjabat Wakil Perdana Menteri. Tapi pertikaian politik membuat dia disingkirkan oleh Perdana Menteri Mahathir Mohammad dengan tuduhan korupsi dan kasus sodomi.
Anwar Ibrahim namanya terkenal saat memimpin ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia). Tahun 1974 dia memimpin unjuk rasa mengkritik pemerintah tentang kemiskinan rakyat. Dia ditangkap dan dipenjara selama 20 bulan tanpa pengadilan.
Keluar penjara Anwar Ibrahim bergabung dengan partai UMNO pimpinan Mahathir Mohamad. Ketika Mahathir jadi perdana menteri tahun 1981, dua tahun kemudian mengangkat Anwar Ibrahim menjadi Menteri Kebudayaan Pemuda dan Olahraga.
Kemudian beralih jabatan menjadi Menteri Agrikultur dan Menteri Pendidikan.
Tahun 1991 menjadi Menteri Keuangan. Dua tahun kemudian, 1993, sebagai wakil perdana menteri.
Bintangnya makin bersinar. Perekonomian Malaysia naik. Namun krisis moneter 1997 menghancurkan segalanya. Hubungan Anwar dengan Mahathir renggang karena dia mengungkap kolusi, korupsi, dan nepotisme Partai UMNO. Mahathir memecatnya dari jabatan wakil perdana menteri.
Tahun 1998, Anwar melawan dengan menggalang rakyat melakukan reformasi seperti Amien Rais di Indonesia. Amien Rais berhasil menggulingkan Soeharto, Anwar Ibrahim ditangkap dengan tuduhan korupsi dan sodomi.
Selama dipenjara, istrinya Wan Azizah Wan Ismail mendirikan Partai Keadilan Rakyat memperjuangkan pembebasan suaminya dengan membangun koalisi Pakatan Harapan menjadi oposisi bagi Barisan Nasional pimpinan Mahathir.
Tahun 2018, Mahathir Mohammad yang sudah pensiun kembali aktif di politik mendirikan partai dan bergabung dengan Pakatan Harapan. Mahathir mengurus pengampunan Anwar Ibrahim ke Sultan supaya bebas dari penjara dan menjadi kekuatan pendukungnya.
Koalisi ini melawan PM Nadjib Razak yang dituduh korupsi. Koalisi menang, Mahathir jadi perdana menteri lagi. Saat itu ada perjanjian jabatan PM akan diserahkan kepada Anwar Ibrahim dua tahun lagi. Tapi Muhyidin Yasin membuat manuver merebut kursi perdana menteri. (*)