Kisah Nenek Nurlina Tanjung, yang punya pengalaman luar biasa saat muktamar di Surakarta; Liputan Kontributor PWMU.CO Darul Setiawan.
PWMU.CO – Nurlina Tanjung, nenek dari Pematang Siantar, Sumatera Utara, yang berangkat sendiri ke muktamar akhirnya bertemu dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Dr Sofyan Anif. Keduanya dipertemukan dalam acara Gebyar Muktamar TVMu, Sabtu (19/11/22) malam.
Sebelumnya, pada Malam Mangayubagyo, Prof Sofyan sempat mencari sosok Nenek Nurlina. Di atas panggung, Ketua Panitia Penerima Muktamar itu menyampaikan pada para pengunjung, barangkali mengetahui keberadaan Nenek Nurlina, yang malam itu akan diberi apresiasi langsung Pak Rektor. Sampai acara berakhir, Nenek Nurlina belum juga ditemukan.
Hingga kemudian pada Sabtu (19/11/22) pagi, saat Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, dua kontributor PWMU.CO Darul Setiawan dan Sugiran dipertemukan Allah dengan Nenek Nurlina Tanjung. Saat itu, nenek duduk di di tribun VIP Gate IV Sektor 9 bersama Fauzan Hasibuan, Koordinator Penggembira dari Pematang Siantar.
Dari keterangan Fauzan Hasibuan, berita ditemukannya Nenek Nurlina di Stadion Manahan viral. Sama viralnya dengan berita sebelumnya, yakni saat Nenek Nurlina dicari Rektor UMS.
Istirahat di SMAM 2 Surakarta
Prof Dr Anam Sutopo, Panitia Penerima Koordinator Media dan Publikasi yang ikut menjadi ‘tim sukses’ bertemunya Nenek Nurlina dengan Pak Rektor menceritakan, keberadaan Nenek Nurlina sebenarnya sudah diketahui usai Malam Mangayubagyo.
“Sejak keberadaan Nenek Nurlina dicari dan diumumkan di panggung, kita kemudian kontak dengan Korlap Penggembira, yakni Mas Reinald. Di sana ada informasi posisi nenek terakhir di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta,” ujar Prof Anam, saat dikonfirmasi PWMU.CO pada Selasa (22/11/22).
Anggota MPI PP Muhammadiyah itu lalu mengontak Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Sri Darwati. “Bu Darwati kemudian mengontak Fauzan Hasibuan, dan menyampaikan memang benar nenek ada di tempat tersebut, tapi sudah istirahat, tidur,” ungkapnya.
Karena tidak memungkinkan untuk didatangkan pada Jumat malam, akhirnya Prof Anam menghubungi Direktur TVMu Makroen Sanjaya. “Pak Makroen langsung sepakat. Disiapkan talk show, jadwalnya pada saat jam prime time TVMu, dengan bintang tamunya Nenek Nurlina,” kisahnya. Pada Sabtu (19/11/22) malam pukul 19.30, Nenek Nurlina kemudian diantar tim SMAM 2 Surakarta dan PDM Pematang Siantar dari SMAM 2 Surakarta ke Studio TVMu di Edutorium UMS.
Sebelumnya, kata dia, Nenek Nurlina diberi fasilitas undangan pembukaan muktamar di Stadion Manahan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo. “Nenek luar biasa senang, saat masuk stadion bisa menyaksikan beragam pertunjukan, termasuk bisa melihat presiden secara langsung,” ungkapnya.
Siaran di TVMu
Saat talk show di TVMu, host Rizqi Nurul Ilmi membuka dengan cerita, jika ada seorang nenek, kader Persyarikatan yang datang sendiri jauh-jauh dari Pematang Siantar, Sumatera Utara. “Tujuannya ke Surakarta untuk menghadiri muktamar,” ujarnya.
Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif juga merasa sangat terharu. Dia lalu mengatakan, kira-kira dua hari sebelum muktamar, tanggal 16 November 2022 sore, ada kabar berita dan itu muncul di WhatsApp (WA), medsos. “Waktu itu Nenek Nurlina turun dari bus,” kata dia.
Disebutkan di sana, lanjutnya, bahwa ada seorang ibu berusia 79 tahun dari Pematang Siantar, hanya punya semangat, dan datang untuk mengikuti muktamar. Sehingga dari jauh kepingin ke Solo. “Itulah yang kemudian saya lebih terharu, dan waktu Malam Taaruf, Malam Mangayubagyo memang sengaja saya cari ibu, mau saya berikan apresiasi,” paparnya.
Tentu, lanjutnya, sebagai ketua panitia penerima sangat trenyuh sekali. “Dalam bahasa jawa itu, wong atase sudah sepuh itu semangatnya luar biasa. Melebihi semangatnya anak-anak muda,” paparnya.
Sampai Mati di Muhammadiyah
Ditanya dalam acara TVMu tersebut, Nenek Nurlina mengatakan persiapannya sebelum berangkat dengan membeli tiket. “Sebelumnya, saya menjadi penjaga di Panti Asuhan Puteri, di dekat Masjid At Taqwa Pematang Siantar, Sumut. Dari Jakarta naik bus. Saya memang sangat terharu melihat ramainya manusia, kami terharu bisa masuk dan dapat undangan dari Bapak (Prof Sofyan Anif),” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Nenek Nurlina Tanjung juga memberi semangat bagi generasi penerus, agar lebih punya ghirah. “Saya tidak dapat meninggalkan Muhammadiyah, sampai mati saya akan tetap bertahan untuk Muhammadiyah, selagi badan saya masih sehat. Ada pengajian tafsir, dari ranting, cabang, daerah, di Pematang Siantar, saya tidak pernah melewatkan itu,” ungkap nenek berusia 79 tahun tersebut.
Di akhir acara, Prof Dr Sofyan Anif menyampaikan apresiasinya. “Ini untuk Ibu Nurlina, karena ibu sebagai tamunya Pak Rektor, dan saya sudah menyampaikan sebagai rektor saya terharu. Ibu itu tangguh, penuh perjuangan untuk menuju ke Solo, hanya untuk menyukseskan muktamar. Maka ini ada apresiasi dari saya sejumlah uang untuk sangu pulang ibu. Mohon diterima,” tutur Prof Sofyan.
Nenek Nurlina kemudian menerima pemberian dari Rektor UMS tersebut. “Terima kasih, sehat-sehat Bapak, keluarga, warga Muhammadiyah,” kata Nenek Nurlina.
“Injih, terima kasih, ini sangu buat pulang. Ibu memang militan dan menjadi inspirasi buat semua,” kata Prof Sofyan.
Tiket Pesawat
Dari keterangan Koordinator Penggembira Fauzan Hasibuan, Nenek Nurlina Tanjung pulang ke Pematang Siantar pada Rabu (30/11/22). “Hari Ahad kami antar nenek sampai Pondok Gede, Jakarta. Saat ini nenek masih di rumah anaknya di Pondok Gede, Jakarta,” ujarnya saat dikonfirmasi PWMU.CO pada Selasa (22/11/22).
Nenek, lanjut dia, pada kepulangannya nanti ke Pematang Siantar, sudah dibelikan tiket pesawat Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). “Saya juga sudah mengabari anaknya yang di Pematang Siantar, agar nanti nenek dijemput di Bandara Kuala Namu, Medan, agar tidak sendirian lagi,” imbuhnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.