Bimbingan KBIHU Aisyiyah Mengkaji Macam-Macam Ibadah; Liputan Uswatun Chasanah, Kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo
PWMU.CO – Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Aisyiyah Kota Probolinggo memulai bimbingan, Sabtu (26/11/2022). Pembukaan bimbingan sudah dilaksanakan dua pekan yang lalu 12 November 2022.
Kegiatan kali dihadiri 20 peserta, terdiri dari calon jamaah haji/umrah, anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Probolinggo, dan Pengurus KBIHU Asiyiyah.
Bimbingan dibuka oleh Indah Nurhidayati, dengan membaca doa menuntut ilmu bersama-sama. Menurut Kordinator Majelis Tablig PDA Kota Probolinggo ini, ibadah itu untuk meraih surga. “Dan ibadah harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah,” katanya.
Selanjutnya penyampaian materi tentang pentingnya ibadah sesuai dengan contoh Rasulullah disampaikan oleh Munaamul Azizid. Ia mengatakan Ramadhan tinggal empat bulan lagi.
“Biasanya bimbingan berakhir sebelum Ramadhan, karena sesudah itu digunakan untuk persiapan pemberangkatan,” ujarnya mengingatkan. Lalu Ustadz Azizid—sapaan akrabnya—mengajak perserta ber-talbiah bersama-sama.
Di awal bimbingannya, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo ini mengajak peserta untuk membaca doa keluar rumah.
“Barang siapa yang keluar rumah dengan membaca bismillahi tawakkaltu alallahi lahaula wala kuwwata illabillah, maka dia dicukupi oleh Allah,” katanya.
Lalu dilanjutkan dengan membaca doa menaiki kendaraan. Ia menyampaikan kisah Rasulullah saat berkendaraan. Ketika jalannya naik Rosulullah membaca takbir, dan ketika jalannya turun Rasulullah membaca tasbih. “Ini adalah sunnah yang diajarkan Rosulullah,” terangnya.
Macam-Macam Ibadah
Ustadz Azizid menegaskan, ibadah adalah taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah. Lawannya adalah maksiat, yakni menjauh dari Allah.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, ibadah ada dua, yaitu ibadah ghairu mahdha atau ibadah muamalah dan ibadah mahdha yaitu ibadah yang ditentukan tata caranya. Ibadah yang kedua ini sudah pakem dan tidak boleh diubah-ubah.
Berikutnya dia menerangkan tentang sunnah, yakni kebiasaan Rasulullah, yang tersurat dalam al-Ahzab 21 yang menyatakan bahwa dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik.
Lebih jauh, dia menerangkan pembagian sunnah ada tiga. Yaitu: sunnah fiqliah atau perbuatan Rasulullah, sunnah qauliah: ucapan Rasulullah, dan sunnah taqririyah: diamnya Rasulullah.
Sedangkan syarat ibadah diterima (magbul) ada empat: iman (percaya), ikhlas (murni), sesuai tuntunan, dan berdoa. Adapun ancaman ibadah yang tidak sesuai dengan sunnah, antara lain: terusir dari telaganya Rasulullah (al-Kautsar), amalannya tertolak, dan diancam dengan siksa neraka.
Dia juga menekankan prinsip syariat dalam ibadah: “Mudah tidak mempersulit, menggembirakan tidak menakut-nakuti, sesuai dengan kadar kemampuan.”
Kegiatan ditutup oleh Indah Nurhidayati dengan menyampaikan kesimpulan dan membaca talbiyah bersama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni