Perjuangan Pimda Ngawi, Kontingen Terjauh Invitasi Tapak Suci Musywil; Liputan Ajeng Laksmita, kontributor PWMU.CO Ponorogo.
PWMU.CO – Kemeriahan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur sudah mulai terasa. Hal ini setelah dimulainya agenda pertama, Invitasi Pimpinan Daerah (Pimda) 023 Tapak Suci Ponorogo yang diselenggarakan di Expotorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo, (26-28/11/2022).
Invitasi ini merupakan kompetisi bergengsi dalam dunia persilatan se-Karesidenan Madiun. Maka tak heran jika menarik perhatian para atlet Tapak Suci Putera Muhammadiyah dari berbagai wilayah untuk adu jurus, menguji kemampuan, dan kompetensinya. Termasuk salah satu peserta dari Kabupaten Ngawi Jatim yang menjadi kontingen terjauh dari Jawa Timur bagian barat.
Official kontingen Kabupaten Ngawi Luluk Risyanto mengatakan sejumlah 38 atlet dari Pimda 094 Tapak Suci Ngawi yang mengikuti kompetisi ini. Mereka berasal dari sekolah yang dia latih. Yakni SD 1 Paron, SD Muhammadiyah 1 Ngawi, SMP 5 Muhammadiyah Ngawi, dan SMA Muhammadiyah 1 Ngawi.
Dia mengakui, untuk mengikuti invitasi tersebut penuh dengan perjuangan. Terlebih dirinya sebagai pelatih sekaligus tim official yang harus bisa ‘ngemong’ para atletnya agar mampu memberikan yang terbaik. Bahkan ia bersama rekannya rela menerjang hujan demi mengikuti technical meeting.
“Penuh perjuangan banget karena tadi malam kita technical meeting, dari Ngawi berangkat berdua, cuaca hujan deras dan kita pake motor,” kenangnya, Sabtu (26/11/2022), diiringi tawa.
Tidak cukup sampai di situ, urusan administrasi ternyata juga belum kelar, membuat ia tak jenak untuk sekAdar beristirahat. Pagi-pagi sebelum meluncur ke Ponorogo, ia segera mengurus kelengkapan administrasi seperti fotocopy dan cetak foto.
Selain itu, di saat bersamaan dengan Invitasi Pimda 023 Tapak Suci Ponorogo, Luluk juga mengikuti kompetisi Bupati Cup Ngawi. “Hal yang tidak terlupakan karena keduanya dilakukan bersamaan,” terangnya.
Menjadi kontingen terjauh yang tidak lepas dari perjuangan mengantarkan para atlet untuk mengikuti invitasi ini, akhirnya berbuah manis. Ini setelah atlet kebanggaannya berhasil mendapatkan medali.
“Perolehan sementara alhamdulillah dapat dua emas dan satu perunggu. Kita masih menunggu teman-teman lain yang masih bertanding,” jelasnya.
Dia berharap, invitasi ini dapat menjadi wadah atlet Tapak Suci Putera Muhammadiyah untuk menorehkan prestasi terbaik. “Juga sebagai lahan munculnya bibit unggul dari Tapak Suci sehingga tak kalah populer dengan perguruan silat dan bela diri yang lain,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni