PWMU.CO – Liputan khusus Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta meninggalkan kenangan tersendiri bagi para editor, coeditor, maupun kontributor PWMU.CO. Meski telah berlalu sepuluh hari, berbagai memori spesial masih melekat di ingatan tim yang terdiri dari delapan orang itu.
Berbagai strategi mereka tempuh agar tak sekadar menyajikan berita apa adanya, melainkan secara cepat, lengkap, dan mendalam. Salah satunya dengan berbagi tugas saat meliput Tanwir Muktamar ke-48 (18/11/2022).
Secara bersamaan, sidang berlangsung di dua lokasi berbeda yang jarak tempuhnya terpaut 10 menit dengan menggunakan mobil. Alhasil, coeditor Sugiran dan kontributor Syahroni Nur Wachid bertugas meliput Tanwir Aisyiyah di Gedung Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ums). Sementara kelima orang lainnya bertugas meliput Tanwir Muhammadiyah di Auditorium Djazman Kampus I UMS.
Mulanya mereka tak menyangka jarak kedua gedung sejauh itu. Usai mengantar Sugiran dan Syahroni di lokasi Tanwir Aisyiyah, sempat terlintas niat berjalan kaki menuju lokasi Tanwir Muhammadiyah. Mereka beruntung bertemu salah satu panitia sehingga urung berjalan kaki. Sang Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni langsung tancap gas mengendarai mobilnya bersama keempat rekan wartawannya.
Meski sempat tersasar di tengah menerobos kemacetan, karena mayoritas baru kali pertama ke Kota Surakarta, rombongan pers asal Jawa Timur ini akhirnya menemukan lokasi Tanwir Muhammadiyah. Nahas, saat tiba di lokasi sekitar pukul 7.00 WIB, para anggota Muktamar Muhammadiyah sudah masuk ke ruang sidang.
Kartu pers PWMU.CO yang berkalung di leher mereka tak bisa membawa mereka menembus ruang sidang untuk wawancara maupun sekadar memotret suasana dalam ruang sidang. Ada petugas Kokam berjaga di pintu masuk. Hanya orang dengan ID card panitia atau peserta yang boleh masuk di mana mereka harus scan ID card sehingga tampil wajah dan identitas di layar.
Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiyah memang berlangsung tertutup, artinya media tak boleh meliput prosesnya. Panitia menginfokan hasil persidangan akan disampaikan lewat jumpa pers sekaligus penutupan Tanwir pukul 15.30 WIB.
PWMU.CO Ngeri
Fatoni dan rekan editor seniornya Sugeng Purwanto pun ikut duduk ngemper di pelataran depan ruang sidang bersama coeditor Ichwan Arif dan Darul Setiawan, serta kontributor Sayyidah Nuriyah. Kelima orang itu berbesar hati menunggu di sana sambil mengedit maupun menulis berita.
Nasib serupa dialami Sugiran dan Syahroni di Gedung Siti Walidah. Mereka bukan termasuk beberapa wartawan yang datang di awal pagi sehingga bisa masuk dan meliput dari lantai atas ruang sidang Tanwir.
Meski tak bisa masuk ruang sidang, mereka tak berhenti memburu data maupun potret persidangan. Jemari mereka justru semakin lincah menghubungi berbagai pihak melalui WhatsApp yang memungkinkan bisa memberi data penting dan patut diberitakan.
Di tengah dag-dig-dug pemburuan data itu, pesan permintaan liputan khusus forum internasional datang dari Wakil Ketua PWM Jatim Moh. Sultohn Amien ke ponsel Fatoni, sapaan akrab Pemred PWMU.CO. Alhasil, Sugiran harus ikhlas melepas Syahroni bertugas meliput World Peace Forum ke-8 di The Sunan Hotel yang lokasinya sejauh 15 menit ditempuh dengan ojek. Sambil liputan solo, Syahroni gencar memviralkan berita-berita yang sudah tayang.
Usai liputan pembukaan Tanwir, file gambar daftar 92 nama calon sementara anggota PP Muhammadiyah periode 2022-2027 pun tiba di ponsel Fatoni. Dia langsung membagi timnya. Ada yang bertugas mengetik, wawancara pihak tertentu lewat WhatsApp, bahkan berjaga di area pintu sidang Tanwir guna wawancara nama-nama itu yang mungkin keluar ruang sidang untuk ke toilet.
Kegigihan mereka berbuah manis. Berselang 1 detik usai ‘diizinkan’ memberitakan daftar nama, PWMU.CO langsung menerbitkan beritanya pada pukul 9.23 WIB. Media Muhammadiyah yang masih berusia 5,9 tahun itu menjadi yang pertama memberitakannya. Baca Inilah 92 Nama Calon Anggota PP Muhammadiyah.
Fatoni mengaku memburu 92 nama itu sudah sebulan lalu. Dia bekali-kali menghubungi Ketua dn Serkretaris Panitia Pemilihan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah: Ahmad Dahlan Rais dan Budi Setiawan. Tapi gagal total. Sampai Tanwir berlangsung nama itu masih terkunci rapat di ‘laci’ Panlih, meskipun menurut beberapa narasumber, nama-nama itu sudah beredar di “pasar gelap” alias bocor. Tapi tak satu pun mau membukanya, termasuk Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti.
Soal keinginan agar Panlih membuka nama-nama itu jauh hari sebelum muktamar pernah disampaikan Abdul Mu’ti ke pers. Tapi Panlih bergeming. Fatoni mengatakan, dirinya pernah mendapat janji dari Dahlan Rais bahwa nama-nama itu akan dibuka pada tanggal 5 Desember 2022. Saat ditagih, Dahlan tak meresponnya. Tapi PWMU.CO tak pernah lelah. Pada Kamis (17/11/2022) malam Fatoni masih mewawancarai Dahlan Rais, termasuk untuk minta daftar itu. Tapi tetap saja ditutup. Namun akhirnya media ini yang kali pertama menerbitkan berita nama-nama itu, meski di hari H Tanwir.
Kemudian, di tengah Tanwir berlangsung, Ichwan Arif dan Darul Setiawan sukses menemui peserta Muktamar Prof Dr Muhadjir Effendy MAP yang hendak ke toilet. Arif, langsung memperkenalkan diri dari PWMU.CO. Prof Muhadjir pun berkomentar singkat sambil tersenyum, “PWMU, ngeri!”
Arif lantas menanyakan bagaimana peluang masuk ke 13 Anggota PP Muhammadiyah. Lagi-lagi jawabannya singkat, “Wah, berat.” Belum sempat diwawancarai lebih lanjut, Muhadjir sudah berjalan cepat ke toilet meninggalkan rombongan wartawan di belakangnya.
Nyatanya, saat tim PWMU.CO menemuinya usai keluar dari ruang sidang bersama rombongan Anggota Muktamar PWM Jawa Timur pada pukul 10.18 WIB, wajahnya tampak sumringah. Hasil sidang memutuskan nama Menko PMK itu termasuk ke daftar 92 Calon Anggota PP Muhammadiyah.
Nekat Tak Kenal Waktu
Empat hari liputan di Surakarta terasa cepat bagi tim PWMU.CO. Padatnya agenda Muktamar yang berlangsung di beberapa lokasi mendorong mereka lincah mengitari sebagian Kota Surakarta. Mereka beruntung sang pemred memutuskan mengemudi mobil sendiri sehingga memudahkan mobilitas selama liputan.
Cepatnya waktu berlangsung hingga berdampak pada jam tidur itu sangat dirasakan Arif. “Saya biasanya tidur 6 jam, jam 9 tidur lalu jam 3 bangun. Waktu Muktamar ini jam tidur menyesuaikan. Jam 2 tidur, jam 4 bangun. Habis Subuh langsung nulis lagi,” terangnya.
Hal itu terjadi saat tim PWMU.CO bertahan liputan Sidang Pleno III Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan UM Surakarta hingga pukul 00.15 WIB, Ahad (20/11/2022). Kemudian mereka masih melanjutkan wawancara ke tokoh Muhammadiyah terpilih maupun panitia hingga pukul 02.00 WIB dini hari.
Di momentum ini Fatoni juga ingin PWMU.CO menjadi media yang pertama mengabarkan siapa 13 nama yang terpilih. Dan niat itu kesampaian juga, berkat kerja sama dan kerja keras tim. Kesuksesan itu juga terjadi saat pemberitaan terpilihnya Haedar Nashir dan Abdul Mu’ti terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Ahad siang. Satu menit setelah nama itu muncul, PWMU.CO sudah langsung terbit dan viral beritanya. Baca: Sang Muszin Bangsa Haedar Nashir Kembali Pimpin Muhammadiyah, Abdul Mu‘ti Sekum.
Sementara wartawan lain menyimak konferensi pers Ketua Panlih Drs A Dahlan Rais MHum, Sayyidah Nuriyah bersama Ichwan Arif naik ke panggung untuk wawancara dengan Sekretaris Panlih Budi Setiawan ST. Usai Sayyidah mengenalkan diri dari PWMU.CO, Budi langsung menceritakan bagaimana ia mendapat makian karena bertahan tak bocorkan nama-nama penting calon anggota PP Muhammadiyah selama proses pemilihan.
Setelahnya, Sugiran nekat menghubungi salah satu anggota PP Muhammadiyah terpilih Prof Dr Hilman Latief pukul 1.00 WIB melalui telepon. Awalnya dia ragu, tapi setelah melihat status online WhatApp Prof Hilman, Fatoni mendorong agar langsung izin menelepon. “Nekat, baru pertama ini wawancara Dirjen Haji dan Umrah dini hari,” ujar Sugiran.
Kenekatan Sugiran dilanjutkan Arif. Usai tahu nama Prof Muhadjir kembali lolos saringan e-voting 39 calon tetap Anggota PP Muhammadiyah sehingga masuk di jajaran ketigabelasan Inilah 13 Anggota PP Muhammadiyah yang Terpilih untuk Periode 2022-2027, Arif melancarkan tugas wawancara.
“Bakda Subuh WA, hampir satu jam nggak dijawab, terus saya lihat sudah centang biru, saya WA lagi apakah boleh saya telepon. Saya hubungi Pak Roy (Rohman Budijanto) keponakannya, katanya tunggu saja,” kenang Arif.
Adapun saat konferensi pers, Arif melihat Prof Muhadjir sedang diwawancarai Kompas TV. Dia mendekat, tapi pengawal Prof Muhadjir memintanya keluar. Arif pun nekat berteriak mengenalkan diri, “Prof, dari PWMU.” Prof Muhadjir langsung berhenti dan mempersilakannya wawancara lebih lanjut selama 2,5 menit.
Disuntik ‘Darah Segar’
Pada hari ketiga liputan, tim PWMU.CO mendapat suntikan ‘darah segar’. Salah satu coeditor yang berdomisili di Yogyakarta Nely Izatul Maimanah pun bergabung. Sebelumnya, dia batal bergabung karena dia, suami dan anaknya sakit secara bergantian. “Alhamdulillah, kedatangan darah segar Mbak Nely di saat teman-teman sudah mulai lelah,” kata Fatoni.
Bersama Nely, Fatoni langsung semangat mengisi pertemuan langka mereka dengan mengajarkan keterampilan penggunaan fitur-fitur khusus saat mengedit. “Menjadi momen bersejarah bisa ikut liputan Muktamar ke-48 ini yang belum tentu bisa terulang kembali. Terima kasih PWMU.CO yang telah menjadi sekolah menulis bagi kami,” ujar Nely.
Hal senada disampaikan Darul yang selalu memotret aneka momentum secara apik dengan kameranya. “Karena ini liputan Muktamar pertama, otomatis ada pengalaman berharga yang saya dapatkan. Terutama saat mengambil angle pemberitaan apa yang menarik ketika evoting, seperti apa jalan pertanyaan ke narasumbernya!” ujarnya.
Suntikan ‘darah segar’ yang bikin tim PWMU.CO semakin semangat juga datang dari berbagai apresiasi tokoh Muhammadiyah. Seperti pesan Ketua Majelis Pustaka PWM Jatim Dr Mulyana AZ MSi yang disampaikan kepada SGP, sapaan akrab Sugeng, melalui WhatsApp, “Beritanya cepat dan akurat.”
Selain itu, saat Sugiran makan soto sendirian di samping Hotel Bandar Narita tempat tim PWMU.CO menginap, dia dibikin kaget penggembira asal Tangerang. Saat Sugiran memperkenalkan diri dari media Jawa Timur, penggembira itu langsung mengenali PWMU.CO yang dia maksud. Penggembira itu mengakui sering baca media online tersebut. Obrolan gayeng pun berlangsung hingga sang penggembira mentraktir Sugiran.
Dari traktiran itu, Sugiran membuktikan PWMU.CO tak cuma sering dibaca masyarakat Jatim. Dia pun bersyukur, di mana kejadian penuh berkah itu terjadi usai dia mengantar salah satu rekannya asal Situbondo yang tertinggal rombongan.
Selain kedelapan wartawan itu, Sekretaris Redaksi PWMU.CO Anifatul Asfiyah juga berperan atas suksesnya liputan khusus tim PWMU.CO di Muktamar ke-48. Dia rela berangkat lebih dulu bersama rombongan PWM Jawa Timur untuk mengambil kunci-kunci kamar hotel di Kabag Sarpras Sekretariat PWM Jatim Abdillah Al Farisi. Alhasil, delapan tim media PWMU.CO dapat kamar hotel memadai tepat di depan Edutorium UM Surakarta.
Anifa juga rela tidur larut malam menanti kedatangan tim ini yang masih bergerilya mencari tengkleng meski jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB setibanya di Surakarta (17/11/2022). Awalnya dia menunggu di lantai 1 hotel. Karena malam yang dingin semakin larut, dia beranjak naik ke kamarnya di lantai 2. Bukan tanpa alasan dia bertahan menanti, sebab Anifah yang membawa kunci-kunci kamar hotel mereka.
Selain itu, selain sebagai staf tim media, Anifah juga masih harus menunaikan pekerjaannya di Sekretariat PWM Jawa Timur. “Maaf sampai nggak bisa foto bareng ya, harus membagi diri antara tugas keredaksian dan tugas sebagai staf kesekretariatan PWM,” ujar Anifah.
Berita-berita PWMU.CO juga diperkaya oleh para kontributornya yang menjadi penggembira Muktamar. Mereka menulis berita sebelum, saat, dan setelah Muktamar.
Lelah Menggembirakan
Meski mereka sudah mendapat suntikan darah segar dan bersyukur dapat ‘rezeki’ bertemu rombongan Muhammadiyah Singapura maupun Nenek Nurlinah di Stadion Manahan, rupanya duo editor senior PWMU.CO masih merasa amat lelah karena menyetir sendiri di samping tetap menulis dan mengedit berita-berita Muktamar.
Lelahnya mereka mengundang tawa seisi mobil tak tertahankan. Pertama, Fatoni lupa mengenakan sandal hotel saat pulang. Dia baru sadar telah meninggalkan sepatunya di hotel saat hendak makan tengkleng rica-rica menjelang pulang.
Begitu pula dengan Sugeng. Editor yang dikenal killer itu sukses mengundang tawa karena dia lupa meninggalkan tas ranselnya di kamar hotel. Ternyata hanya tas berisi sepatu baru yang dia masukkan ke bagasi mobil. “Alhamdulillah tadi cari tusuk gigi, jadi ingat belum bawa tas yang saya simpan tusuk gigi di dalamnya,” ujarnya.
Akhirnya, rombongan yang sudah melewati Pasar Klewer pukul 17.00 WIB itu kembali ke hotel untuk mengambil sepatu dan tas yang tertinggal. Kembali dari hotel, di bawah langit yang sudah gelap, mereka langsung tancap gas pulang melalui jalan tol.
Lagi-lagi hal ini mengundang tawa karena mereka kompak melupakan satu hal: membeli oleh-oleh jajanan khas Surakarta. Maka di setiap rest area sepanjang jalan tol itu pun mereka telusuri untuk menemukan toko oleh-oleh dan baru dapat di Rest Area 725 Mojokerto-Krian. Tim PWMU.CO tiba di Kantor PWM Jawa Timur pukul 23.15 WIB dan lanjut pulang ke rumah masing-masing.
Ngeri, begitulah dampak tim yang terlalu fokus meliput dan mengedit berita itu, he-he-he. Yang pasti, dalam padatnya liputan, tawa gembira dan obrolan menyenangkan mengiringi perjalanan mereka. (*)
Tim Liputan PWMU.CO di Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah dii Surakarta, 18-20 November 2022.