Kisah Guru SD Musix Berjalan Kaki 5 Kilometer Menuju Arena Muktamar. Liputan Basirun, Kontributor PWMU.CO Surabaya
PWMU.CO – Guru SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Surabaya rela menempuh perjalanan kaki sejauh 5 kilometer demi bisa menuju Stadion Manahan, Solo, Sabtu (19/11/2022).
Mereka adalah Munahar SHI SPd (Kepala SD Musix) bersama istrinya Kochi Ishaq, kemudian Puspitawati SPd, Nurmala SAg dan Hidayatunikmah SAg.
Lima personel penggembira Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah dari SD Musix Surabaya ini, nekat berjalan kaki karena armada yang mereka tumpangi sudah tidak bisa parkir di dekat arena pembukaan Muktamar.
Padahal, di hari sebelumnya, Jumat (18/11/2022) mereka telah menginap di Grand Mercure Solo bersama rombongan PCM Wonokromo Surabaya. Sabtu (19/11/2022) pukul 05.30 WIB, mereka sudah check out dari hotel dan siap berangkat menuju stadion Manahan, tempat pembukaan Muktamar berlangsung.
Sebelumnya, pemandu bus wisata, Edy Purnomo mengabarkan, akan ada shuttle bus yang menjemput para penggembira dari SD Musix Surabaya, karena sejak pagi, parkir dekat arena muktamar sudah ditutup.
“Bapak-ibu yang berbahagia, kita akan berangkat ke Stadion Manahan, tetapi saya mohon maaf armada kita tidak bisa parkir di dekat arena, mengingat sejak pagi sudah ditutup. Tetapi tidak usah khawatir, shuttle sudah disiapkan untuk menjemput kita,” kata Edy.
Menunggu 4 Jam, Shuttle Bus Tidak Juga Datang
Namun, hingga waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB, shuttle bus yang ditunggu belum juga datang, para penggembira pun sudah mulai resah.
“Ustadz, kok belum datang bus yang menjemput kita, padahal di channel YouTube Pak Jokowi sudah mulai berpidato,” rengek Aisyah Surya Al-Amin, putri pertama Anisah Herwati SPd, guru Bahasa Inggris SD Musix.
“Sabar ya dek, sebentar lagi juga datang,” sahut Edy sambil memegang bahu Aisy, -panggilan akrab ‘Aisyah Surya Al-Amin- untuk menenangkannya.
Melihat para peserta sudah mulai resah, panitia pun berembug. Ketua Majelis Dikdasmen PCM Wonokromo Surabaya, Iwan Nur Rahmat SH MH memutuskan untuk tidak berangkat menuju arena pembukaan Muktamar.
“Mohon maaf bapak-ibu, dengan amat menyesal kita tidak bisa ke stadion, karena sampai saat ini armada yang menjemput kita belum juga datang, sementara bus kita tidak memungkinkan masuk area stadion, jadi kita langsung ke Colomadu untuk mengunjungi pusat expo muktamar,” tutur Iwan, panggilan akrab ketua Majelis Dikdasmen PCM Wonokromo Surabaya.
“Saya tidak setuju ! Tujuan kita datang ke sini untuk meramaikan muktamar, apapun alasannya harus ke arena!,” seru Nurmala SAg, guru kelas 3-B SD Musix ini sambil berapi-api.
“Kita dari awal juga sudah tahu, dan siap berjalan sejauh 5 kilometer, saya mohon tetap ke sana,” lanjut Nurmala.
Berembuk
Atas permintaan itu, beberapa saat kemudian, Kepala SD Musix, Munahar dan Ketua Majelis Dikdasmen Iwan Nur Rahmat berembug.
“Baiklah. Kalau begitu kita menuju Kasunanan. Dari sana kita akan jalan kaki, bagaimana?” tanya Munahar.
“Nah, begitu dong. Awalnya, kita juga sudah menerima informasi bahwa menuju stadion akan jalan kaki sepanjang 5 kilometer,” timpal Nurmala kegirangan.
Rasa kecewa karena bus tidak bisa menuju arena muktamar pun terobati. Sekalipun harus jalan kaki sejauh 5 kilometer, 5 personel SD Musix berhasil masuk stadion Manahan.
“Alhamdulillah, meskipun dengan susah payah, kami bisa sampai menuju panggung kehormatan Pak Presiden,” tutur Puspitawati SPd, salah satu guru SD Musix sembari membawa buket bunga, yang berhasil dia dapatkan dari panggung utama stadion.
Kepada PWMU.CO, dia mengaku, bunga itu dia bawa pulang, sebagai salah satu bukti perjuangannya bisa memasuki panggung kehormatan muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo.
Sementara itu, selain lima personel tersebut, para rombongan Guru SD Musix yang lain harus rela tetap tinggal di dalam bus. Namun, meskipun tidak dapat hadir secara langsung di area stadion Manahan, mereka tetap khidmat mengikuti acara pembukaan lewat streaming YouTube di dalam armada. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni