Foskam SD/MI Gresik Healing Tipis-Tipis ke Jakarta; Liputan Zaki Abdul Wahid, kontributor PWMU.COO Gresik.
PWMU.CO – Forum Silaturahmi dan Komunikasi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SD-MI Kabupaten Gresik melaksanakan kegiatan Goes to Jakarta, Senin (28/11/2022).
Sebanyak 40 orang mengikuti kegitana tersebut. Terdiri dari kepala sekolah atau wakil kepala sekolah SD dan MI Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik. Turut serta Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik Ir Dodik Priyambada SAkt.
Rombongan berangkat dari SD Muhammadiyah 2 GKB di Pondok Permata Suci Gresik pukul 06.00. Denga menumpang bus, mereka menuju Bandara Juanda Sidaorjo. Perjalanan ke Jakarta ditempuh dengan pesawat terbang.
Ketua Panitia Teguh Abdillah mengatakan tujuan kunjungan ke Jakarta ini. “Kita akan studi banding ke SD Muhammadiyah Limau, Perpustakaan Nasional, DPR, dan healing (rekreasi) tipis-tipis,” ujarnya. Kegiatan ini akan berlangsung hingga 30 November 2022.
Dari Bandara International Seokarno Hatta, rombongan sudah dijemput bus wisata untuk mengantarkan healing tipis-tipis di hari pertama kunjungan ini. Wisata Pantai Ancol sebagai destinasi pertama. Banyak yang baru di tempat wisata yang luasnya sekitar 30 hektar itu.
Di salah satu tempat berpasir putih, ada layanan untuk naik kapal tradisional. Tineke Wulandari dari MI Muhammadiyah 2 Karangrejo mengajak sebagian peserta menaikinya. Setiap orang dikenakan biaya Rp 25 ribu. Kapal pun berlayar mengitari pinggiran pantai, melewati kapal yang lebih besar yakni restoran Kapal Laut Augustine Phinisi. Untuk bisa makan di restoran itu kita harus naik kapal kecil seperti yang kami tumpangi.
Setelah perjalanan kapal tradisional, rombongan diajak oleh Ketua Foskam Mochammad Nor Qomari untuk foto-foto dan berswa foto di depan Jakarta International Stadium. “Saya belum dapat izin dari Jakpro untuk rombongan bisa masuk,” ujarnya.
Rute terakhir perjalanan di hari pertama adalah Kota Tua Jakarta. Hari menjelang sore. Warna senja yang menghiasi langit menambah kesan retro (mundur ke masa lalu) ketika kami tiba di sebuah bangunan tua. Konon itu adalah Kantor Gubernur yang dibangun oleh VOC tahun 1805. Kini menjelma menjadi Museum Sejarah Jakarta. Di tengah gedung tua ada lapangan yang mirip dengan alun-alun, yakni Alun-Alun Fatahilah.
Banyak dari pengunjung mengambil gambar bangunan-bangunan kuno beraksen Belanda yang kini menjadi cagar budaya. Di situ ada Kantor Kantor Pos. Juga Cafe Batavia yang menyeret kita hadir di zaman kolonial. Ternyata Café Batavia adalah gedung tertua setelah Museum Sejarah Jakarta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni