Berkunjung ke Gedung Perpustakaan Tertinggi di Dunia; Liputan kontributor PWMU.CO Zaki Abdul Wahid.
PWMU.CO – Sebanyak 40 anggota Forum Forum Silaturahmi dan Komunikasi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SD-MI Kabupaten Gresik berkunjung ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yang berlokasi di depan Monumen Nasional Monas Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Kunjungan ke Perpusnas ini bagian dari kegiatan Goes to Jakarta Foskam SD/MI Gresik yang mengusung tema Bersinergi dalam Komunitas Meningkatkan Kualitas SD/MI Muhammadiyah Kabupaten Gresik. Ikut serta dalam rombongan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik, Ir Dodik Priambada SAkt.
Rombongan masuk ke Gedung Cagar Budaya Graha Literasi—sebuah bangunan zaman Hindia Belanda yang dibangun sejak tahun 1916. Di dalamnya terdapat berbagai aksara kuno hingga seni instalasi yang modern
Salah satu yang menarik perhatian adalah seni instalasi yang berjudul Dinding Futuristik yang digambarkan dengan susunan kubik terbuat dari besi stenles. Sebagian kubus dilubangi untuk dipasang tablet yang menyala berisikan informasi koleksi Perpusnas.
Seni instalasi tersebut representasi dari Perpusna yang selalu berpandangan visioner dan terencana yang membawa banyak koleksi literasi nasional.
Setelah puas di Gedung Cagar Budaya Graha Literasi, rombongan memasuki gedung Perpusnas yang merupakan gedung perpustakaan tertinggi di dunia. Hal itu disampaikan Agus Sutoyo—Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum Pusat Jasa dan Informasi Perpustakaan Nasional.
Tinggi gedung Perpusnas mencapai 126,3 meter. Bangunan ini mencakup total 27 lantai dan 3 buah ruang bawah tanah. Perpustakaan ini berdiri di area seluas 11.975 meter persegi dengan lulas bangunan 50.917 meter persegi. Gedung perpustakaan ini dirancang dengan konsep green building.
Setelah sesi pengenalan tentang Perpusnas di auditorium, para peserta membuat kartu anggotaan Perpusnas yang langsung jadi dan dapat digunakan untuk mencari koleksi buku.
Ketua Foskam SD/MI Gresik Mochammad Nor Qomari kemudian mengajak ke lantai 24 untuk menengok lantai Layanan Koleksi Budaya Nusantara, Executive Lounge (Ruang Eksekutif), dan Ruang Penerimaan Tamu Mancanegara. Tempatnya megah dan beraksen hangat.
Sterilisasi Buku
Rombongan disambut oleh Duta Perpustakaan Nasional Tiara Sugih Hartatik. Dia menunjukkan koleksi yang ada di lantai 24. Selain koleksi buku dan manuskrip, ada yang menarik perhatian yaitu alat sterilisasi buku. Alat yang didatangkan dari Cina ini cukup canggih. Di belakang alat ini ada tombol yang menyalakan semburan ion yang keluar dari celah-celah mesin, selain cahaya ultraviolet yang dapat mematikan kuman.
Tiara staf di Perpusnas lulusan Prodi Kepustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini menerangkan detail kerja alat ini. “Alat ini berguna untuk menyeterikan buku setelah dibaca. Semacam disinfektan agar buku itu steril dan bersih kembali sebagai cara untuk menjaga kelestarian koleksi Perpusnas,” ujarnya sembari mendemonstrasikan cara kerja alat itu.
Tiara meletakkan sebagian buku yang diselipkan di celah penyangga. Di bawah penyangga tersebut ada celah-celah untuk keluarnya semburan uap air yang tidak lain adalah kandungan ion, kemudian alat itu ditutup.
Saat pintu alat tersebut ditutup secara otomatis cahaya ultraviolet menyala. Tidak butuh waktu lama—kurang dari satu menit—lampu ultraviolet mati tanda proses sterilisasi sudah selesai. “Baunya seperti habis dipanggang,” kata Tiara.
Selain menunjukkan alat tersebut Tiara mengajak rombongan untuk keliling lantai 24 hingga ke tempat di mana rombongan bisa berswa foto dengan latar Monumen Nasional (Monas) yang terlihat dari ketinggian lantai 24 gedung Perpusnas yang terletak di Jalan Medan Merdeka, Kecamatan Gambir Jakarta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni