PWMU.CO– Diskusi gayeng santri berlangsung di Latihan Dasar Kepemimpinan Santri (LDKS) Pondok Pesantren Al-Mizan Putra Lamongan di Masjid Al Ghoihab, Sabtu-Rabu (26-30/11/2022).
LDKS diadakan oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Ponpes Al-Mizan Putra. Pelatihan diikuti 53 peserta. Mengusung tema Aktualisasi Nilai-nilai Perkaderan Mewujudkan Pelajar Kreatif.
Narasumber Kemuhammadiyahan menghadirkan Mohamad Su’ud, Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
Dalam sesi diskusi M Su’ud mengatakan, ketika kalian menjadi kader Muhammadiyah di manapun berada harus berani dan bangga berbicara saya adalah kader Muhammadiyah. Jangan malu-malu.
Lalu dia meminta pendapat peserta tentang perkembangan Muhammadiyah di Indonesia. Diskusi gayeng pun berjalan.
Satu peserta mengacungkan tangan. Dia mengatakan, perkembangan Muhammadiyah di Indonesia sangat bagus terutama di perkotaan. Tapi yang berada di pelosok-pelosok, Muhammadiyah masih kurang. Contoh di desanya sekolah Muhammadiyah ada yang mau ditutup.
Peserta LDKS yang lain, Fariz Zakariyah, mengatakan, perkembangan Muhammadiyah bagus. Apalagi Ortomnya. Misal, Cabang IMM dan IPM di Surabaya tempat tinggal dia.
”IMM dan IPM sudah maju. Tapi ketika saya lihat banyak di antara kadernya bukan untuk mengabdi ke Muhammadiyah melainkan membesarkan namanya sendiri,” sambungnya.
Ustadz Su’ud merespons tanggapan dari peserta LDKS. Ia mengatakan, yang disampaikan peserta tadi adalah kondisi fakta.
”Tapi itu apakah cermin dari Muhammadiyah? Tentu tidak. Itu adalah kekurangan yang harus di bangkitkan untuk kemajuan Muhammadiyah,” ujarnya.
Maka, kata pria yang menjabat Kepala SMK Muhammadiyah 6 Modo, kekurangan dan kelemahan bukan untuk diratapi, harus di bangkitkan. Karena Muhammadiyah itu organisasi yang kokoh di Indonesia.
”Apalagi pasca Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 kemarin di Surakarta, nama Muhammadiyah semakin mendunia. Banyak tokoh-tokoh nasional dan internasional yang sudah tahu itu Muhammadiyah,” tuturnyanya.
Pondok Kader
Mohamad Su’ud mengatakan, Ponpes Al Mizan itu pondok kader. Maka besok lulusan Al Mizan harus menjadi pemimpin di mana pun berada. Tak harus menjadi ketua. Namun ambilah peran penting di tempat anda, dan berkaryalah.
”Alhamdulillah sekarang saya bertemu dengan santri Al Mizan calon kader-kader Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Al Mizan menjadi ranking satu di Kabupaten Lamongan untuk produktivitas berita yang masuk di media PWMU.CO dengan jumlah 95 tulisan. Disusul yang kedua dari Pondok Karangasem.
Lalu dia menjelaskan, penulisan buku sejarah Muhammadiyah Lamongan pernah ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Lamongan.
Sekarang, lanjut dia, Muhammadiyah Lamongan membuat buku sejarah Muhammadiyah Lamongan lagi berjudul Tumbuh Mekar di Bumi Airlangga. Buku ini penyempurnaan buku sejarah muhammadiyah yang ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto