Stop Isu Darah Segar, Ramaikan Ide Segar; Kolom oleh Prima Mari Kristanto
PWMU.CO – Dua pekan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah telah berlalu. Surakarta 18-20 Nopember 2022 menjadi venue reuni segenap pimpinan, aktivis, warga, dan penggembira Muhammadiyah dari seluruh Indonesia. Satu ketua umum dan dua belas hawariyyun telah terpilih menjalankan kepemimpinan kolektif untuk masa lima tahun yang akan datang.
Sebelum pemilihan 13 anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah muncul wacana darah segaryang digulirkan Prof Din Syamsuddin. Wacana yang kemudian menghangatkan suasana terhadap hadirnya sosok berusia muda di struktur pimpinan pusat.
Tidak sedikit warga dan simpatisan yang mengotak-atik usia para calon sejak diusulkan sampai ditetapkan. Ada yang merasa cukup proporsional, sebagian pendapat menganggap belum cukup mengakomodir usulan darah segar.
Di tengah persiapan musywarah wilayah (muswil) pada tingkat provinsi dan musyawarah daerah (musyda) di tingkat kabupaten/kota wacana darah segar sepertinya masih dibawa.
Sementara menghubungkan darah segar dengan usia tidak sepenuhnya relevan. Sebagaimana menghubungkan usia dengan kematian yang mana usia udzur bisa saja masih diberi panjang umur, hanya Allah yang tahu.
Baru-baru ini negri jiran Malaysia memilih perdana menteri Anwar Ibrahim yang berusia 75 tahun. Datuk Mahathir Muhammad bahkan sempat come back sebagai perdana menteri di usia 90 tahun setelah melengserkan Najib Razak, kadernya sendiri dari UMNO.
Tidak kalah udzur dua Presiden terakhir Amerika, Donald Trump dan Joe Biden, kisaran usia 70 dan 80 tahun. Barack Obama termasuk muda ketika terpilih menjadi Presiden Amerika tahun 2008, berusia 46 tahun. Vladimir Putin Presiden Rusia saat ini bisa disebut tidak muda lagi. Jajaran pemimpin negara usia muda saat ini diwakili Presiden Prancis, Ukraina, Perdana Menteri Inggris dan Kanada.
Perlu disudahi polemik darah segar yang mengacu pada umur atau usia. Darah segar sebaiknya diarahkan pada kondisi sehat dan bugar untuk mengemban amanah lima tahun ke depan. Sehat jasmani, rohani, akidah, dan bugar menjalankan amanah tanpa kenal lelah. Sehat dan bugar acap kali tidak memandang usia, tua atau muda, tetapi sejauh mana membiasakan pola hidup sehat.
Ide Segar
Jika 13 pimpinan pusat diibaratkan jajaran komisaris perusahaan, sering didapati perusahaan-perusahaan mapan diisi komisaris berusia lanjut tetapi memiliki visi up to date dengan situasi ekonomi makro dan mikro, ditunjang pengalaman panjang sebagai karywan, direksi atau komisaris perusahaan.
Tidak kalah menarik hasil Muktamar Ke-48 adalah lahirnya ide segar Muhammadiyah lima tahun ke depan. Pertama, peneguhan paham ke-Islam-an dan ideologi Muhammadiyah. Kedua, penguatan dan penyebarluasan pandangan Islam Berkemajuan.
Ketiga, memperluas basis umat di akar-akar rumput. Keempat, mengembangkan amal usaha Muhammadiyah (AUM) unggulan dan kekuatan ekonomi. Kelima, berdakwah bagi milenial, generasi z dan generasi alpha.
Keenam, reformasi kaderisasi dan diaspora kader ke berbagai lingkungan dan bidang kehidupan. Ketujuh, digitalisasi dan intensitas internasionalisasi.
Tujuh ide segar produk muktamar di atas membutuhkan darah segar di jajaran wilayah, daerah, cabang sampai ranting untuk dijalankan. Secara tertulis tidak ada batasan usia udzur dalam berdakwah menjadi pimpimam persyarikatan.
Usia berapa pun selama masih “segar”, sehat, dan bugar dari aspek jasmani, rohani juga ide-ide dan visi berkemajuan masih punya hak berkiprah bersama kelompok usia milenial. Umur atau usia hanya tentang angka, sementara ide, semangat, dan gagasan bisa dimiliki segala usia sepanjang aktif mengikuti tren berkemajuan. Wallahualambishawab (*)
Editor Mohammad Nurfatoni