Nasyiatul Aisyiyah Dukung Kadernya Terjun ke Dunia Politik; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Ariati Dina Puspitasari menjelaskan bagaimana sikap politik Nasyiatul Aisyiyah jelang tahun politik 2024 melalui Zoom, Rabu (30/11/2022) petang.
“Pada prinsipnya Nasyiatul Aisyiyah mengikuti apa yang menjadi khittah Muhammadiyah dalam berpolitik. Kita tidak berafiliasi pada salah satu partai atau calon,” tegasnya.
Selain itu, wanita yang akrab disapa Ari itu menyatakan Nasyiatul Aisyiyah membebaskan kadernya memilih partai politik atau calon pemimpin sesuai hati nurani masing-masing.
Kemudian, soal apakah Nasyiatul Aisyiyah mendukung atau mendorong kadernya untuk berkiprah sebagai kader bangsa di dunia politik, Ari menyatakan pihaknya sangat mendukung. “Kami memberikan keleluasaan bagi para kader,” ungkapnya.
Menurutnya, ini sudah terbukti sejak tahun-tahun sebelumnya. Nasyiatul Aisyiyah justru memberi kesempatan kadernya untuk fokus terlibat suksesi.
“Kami beri keluangan untuk izin atau tidak akif sementara di Pimpinan agar teman-teman tidak kepikiran dengan amanahnya di Nasyiatul Aisyiyah,” terangnya. Artinya, secara keorganisasian tidak harus keluar.
Selain itu, Nasyiatul Aisyiyah punya program sekolah politik. Menurut Ari, ini bagian dari bentuk Nasyiah mendorong kadernya banyak terlibat tidak hanya sebagai legislatif tapi juga sebagai penyelenggara pemilu. Misalnya di KPU atau Bawaslu, bahkan menjadi pengawas di TPS.
“Kami berikan edukasi. Di Wilayah ada sekolah politik, kebangsaan, kader bangsa dan sebagainya,” urainya.
Terlepas dari itu, Ari menekankan, aktivis Nasyiatul Aisyiyah sebagai perempuan muda berani mengadakan Muktamar sendiri itu hal luar biasa. “Itu dilakukan sejak Muktamar Solo di tahun 2004,” terangnya.
“Menurut kami ini kemajuan bagi perempuan muda menyelenggarakan event Muktamar seperti ini secara mandiri. Ini bentuk kemajuan perempuan muda dengan double burden (beban gandanya),” imbuh Ari.
Beban yang dia maksud itu menjalani peran di rumah, kantor, maupun masyarakat. “Ini menjadi tantangan tersendiri untuk menyelenggarakan Muktamar yang lepas dari Muhammadiyah,” lanjutnya. (*)