Din Syamsuddin: Perkembangan Islam di Dunia Menggembirakan; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah
PWMU.CO – Strategi pendekatan dakwah Islam diungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof M Din Syamsuddin MA PhD dalam sesi diskusi Pengajian Jumat Pagi ke-68. Kajian bertema ‘Perkembangan Dakwah Islam di Dunia Global’ tersebut digelar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) melalui Zoom, Jumat (2/12/2022).
Prof Din, sapaannya, mengungkap, “Strategi aktif dan pendekatan dakwah sudah banyak diajarkan dalam al-Quran. Meski ayat-ayatnya sudah banyak kita hafal tapi implementasi di lapangan memang butuh strategi tertentu sesuai realitas objektif yang kita hadapi.”
Oleh karena itu dia mengimbau, “Berbicaralah dengan manusia sesuai tingkat pemahaman, pengetahuan dan segala latar belakang mereka.”
Saat dulu menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, pihaknya membentuk tim merumuskan strategi dakwah. Waktu itu, kata dia, di MUI ada peta dakwah tapi datanya belum banyak ‘berbicara’. “Sangat kuantitatif di mana hanya menunjukkan jumlah penduduk Islam, masjid, dan pesantren,” ujarnya.
Padahal menurut Prof Din, peta dakwah seharusnya juga mampu menunjukkan aktivitas masyarakatnya, sampai informasi latar belakang pendidikan dan kecenderungan budaya yang berkembang di sana. “Saya sangat kecewa dari MUI pusat tidak bisa menyelesaikan itu,” ungkap pria yang kini aktif menjabat Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Ada peta dakwah dari kota kecil Muntilan yang menurutnya bisa menyajikan data secara menarik dan lengkap. Dia mengimbau para peserta dari berbagai organisasi masyarakat itu bisa menjadikan peta dakwah asal Muntilan sebagai rujukan dalam membuat petanya. “Ormas Islam perlu peta dakwah lalu menyusun strategi dakwah,” tuturnya.
Dari pengamatannya, masyarakat Indonesia yang kini sedang tinggal di luar negeri juga masih sebatas banyak berdakwah untuk sesama warga Indonesia saja. “Perlu berdakwah untuk penduduk lokal. Belum banyak untuk penduduk lokal,” imbuhnya.
Prof Din pun menyatakan sepakat bahasa Arab bisa menjadi pintu masuk seseorang ke agama Islam. Hal ini seperti yang terjadi di Korea. Dia mencontohkan, “Yang masuk Islam itu mantan dan calon tenaga kerja ke negara-negara Arab yang bekerja di sana.”
Adapun yang Prof Din kini sayangkan ialah tenaga kerja Indonesia (TKI) tidak diajari bahasa Arab. “Saya sepakat sekali bahasa Arab jadi pintu masuk walaupun itu bahasa paling sulit di dunia,” imbuhnya.
Dinamika Dakwah Islam
Sebelumnya, Prof Din menerangkan perkembangan dakwah Islam di dunia. “Ada berita gembira tapi juga tak luput dari masalah. Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia perlu ikut memberi dukungan,” tuturnya.
Dia bersyukur, umat Islam di dunia semakin berkembang dari dasawarsa ke dasawarsa. Saat ini hampir mencapai 8 miliar penduduk dunia ini. “Islam menempati urutan kedua,” ungkapnya.
Merujuk lembaga survei terkemuka di dunia, menyimpulkan, “Islam paling cepat perkembangannya di dunia dalam dasawarsa terakhir. Islam tetap menjadi agama kedua terbesar dengan persentase sudah meningkat. Sekarang mencapai 1,91 miliar, di mana penduduk dunia 8 miliar. Jadi hampir seperempat dari penduduk dunia itu umat Islam.”
Prof Din melihat, banyak Muslim di Amerika, Eropa, dan Australia yang sudah banyak memasuki dunia bisnis, ilmu pengetahuan, bahkan politik dengan menjadi anggota parlemen atau wali kota.
Melihat banyak lembaga survei merilis kepemelukan agama Islam di dunia ini, dia berpendapat, “Kesan saya, mereka tidak terlalu fair saat mengungkap penyebab meningkatnya pemeluk agama Islam.”
“Bukan mengungkap karena berpindahnya orang ke agama Islam maupun karena pesatnya dakwah Islam. Mereka salah satunya hanya menilai karena anak penduduk Muslim yang banyak, fertility rate tinggi di agama Muslim dibandingkan agama lain,” jelas Prof Din.
Padahal Prof Din menangkap faktor adanya konversi agama Islam ke agama Kristen. Dalam hal fenomena itu, kata Prof Din, di Indonesia konversi agama Islam ke agama Kristen termasuk yang paling tinggi di dunia.
Menurut data World Population Review yang dikutip detik.com, agama yang paling banyak penganutnya adalah Kristen, dengan diikuti oleh sekitar 2,38 miliar orang di seluruh dunia.
Nomor dua ada agama Islam, yang dipraktikkan oleh lebih dari 1,91 miliar orang. Namun, peneliti populasi memperkirakan bahwa Islam akan hampir menyusul Kristen pada tahun 2050.
Prestasi Dakwah Islam Global
Sementara kristenisasi di sebagian pulau-pulau tepi Indonesia masih intensif, Prof Din menilai dakwah Islam justru meningkat signifikan di Eropa. “Pemeluk Islam di Eropa bervariasi, antara 60 ribu di Amerika, 70 ribu di Perancis, dan 100 ribu di United Kingdom,” meski menurutnya angka itu tidak terlalu valid, jumlahnya bisa melebihi itu.
Sekitar 250 masjid di Eropa bisa berfungsi sekaligus sebagai Islamic Center. “Banyak dari masjid baru itu eks gereja yang sudah usang lalu dibeli dan diubah organisasi Islam. Masyarakat Indonesia banyak membeli gereja. Termausk beli di Den Haag dan Amsterdam Belanda. Kelompok Muslim di London juga menjadikan gereja sebagai masjid. PWM Jatim juga akan membeli gereja di Spanyol untuk dijadikan masjid,” urainya.
Prof Din mengungkap fenomena gereja kosong cukup banyak di Amerika dan Eropa, sehingga banyak gereja dijadikan masjid. Fenomena ini salah satunya karena faktor pindahnya Muslim dari negara Muslim ke Amerika. Meski ternyata tidak sedikit juga yang dari penduduk asli setempat. Dia menduga, “Afro Amerika banyak. Mungkin karena faktor keadilan, ketertindasan, sehingga memilih Islam.”
Selain itu, ada juga yang karena dakwah mubaligh maupun organisasi. “Di Inggris banyak organisasi Islam. Di Italia juga ada komunitas Muslim. Ada kongres Muslim di Belanda dan Jerman. Di Asia Tengah pun sebagian besar negara berpenduduk Muslim, termausk di Ukraina ada organisasi Islam.
“Di China cukup aktif walaupun tidak terlalu bisa berkutik. China Islamic Association berada di bawah kendali Kementerian Agama sehingga perannya tidak dakwah tapi banyak membina yang sudah beragam Islam. China yang dulu komunis sekarang agak terbuka pada agama,” ujarnya, lantas menduga karena adanya kerinduan pada agama.
Daerah Mayoritas Islam di Rusia
Prof Din tertarik dengan salah satu daerah di Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dia masih ingat ada masjid di sana yang sudah berdiri sejak seribu tahun silam. Dan di negara itu sekarang mau membangun masjid di tengah kotanya. “Saya optimis perkembangan Islam di Rusia. Daerah dengan agama Islam sangat kuat di Rusia. Termasuk Presiden Putin yang beragama Islam,” jelasnya.
Di negara lain seperti Jepang dan Korea meski ada Japanesse Moslem Association dan Korean Moslem Federation, agak sedikit terlambat perkembangan Islam di sana. “Orang Jepang melihat Islam sebagai agama yang banyak aturan. Baru kerja, shalat lagi. Tapi mereka tidak kehilangan asa, baru mendirikan pusat Islam di Tokyo,” terangnya.
Adanya masyarakat Muslim Indonesia yang sedang berdiaspora, bekerja dan belajar di luar negeri menurutnya sangat membantu. “Di Inggris ada mahasiswa Indonesia menyelenggarakan pengajian tiap tahun dengan mengundang tokoh Muslim Indonesia. Di Jerman Raya juga mengadakan pertemuan dengan didukung mahasiswa yang kuliah di sana,” jelas dia.
Inilah suasana dakwah yang menurutnya bagian dari berita gembira tentang perkembangan Islam.
Di Kuwait juga banyak berdiri masjid di Islamic Centernya. Di Amerika, lanjutnya, masjid Indonesia digandrungi. “Imam Shamsi Ali jadi imam di tiga masjid. Alhamdulillah pesantren yang dirintisnya mulai berkembang. Santrinya dari anak-anak Indonesia,” kenangnya dari hasil pembicaraannya bersama Imam Shamsi Ali saat bertemu di Surakarta.
Itulah sebagian potret dinamika dakwah Islam yang Prof Din sampaikan kepada sekitar 80 jamaah online pagi itu. “Ada masalah, ada tangtangan. Alhamdulillah umat Islam di dunia siap berkembang,” tutupnya. Prof Din mengimbau, “Ormas-ormas Islam dari Indonesia perlu ikut berperan sebagai tanggung jawab kita, penduduk yang mayoritas Islam.” (*)
Din Syamsuddin: Perkembangan Islam di Dunia Menggembirakan Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post