PWMU.CO– Karangan bunga ucapan selamat Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah yang dibuka di Hotel Asrilia Bandung, Jumat (2/12/2022), ada yang menarik perhatian.
Di antara jajaran karangan bunga yang dikirim ke tempat acara itu, ada satu yang mencolok. Warnanya merah dengan tulisan putih. Pesannya bikin orang tertawa. Selamat & Sukses Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah Tenang Aja, Rumah Aman Kok, Love U dengan hiasan gambar hati.
Pengirimnya PP ISNA. Singkatan dari Pimpinan Pusat Ikatan Suami Nasyiah. Tentu saja nama organisasi itu tidak ada. Hanya joke untuk menggembirakan muktamar Putri Aisyiyah ini. Belum diketahui siapa pengirimnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang membuka Tanwir Nasyiah, sambutannya nyambung dengan joke karangan bunga itu.
Abdul Mu’ti menyampaikan, para suami kader Nasyiatul Aisyiyah (NA) harus siap mendampingi bini dan anak alias MBA.
”NA kalau muktamar juga diikuti para suami yang bergabung dalam ISNA, Ikatan Suami Nasyiatul Aisyiyah. Sehingga mungkin panitia agak repot menyediakan akomodasi, karena enggak bisa menghitung kamar murni peserta saja, juga peserta bersama pendampingnya,” katanya.
”Saya lihat di sekitar sini juga ada anak-anak. Mungkin satu-satunya muktamar yang membawa anak-anak hanya Nasyiatul Aisyiyah,” ujar Mu’ti disambut gelak tawa hadirin.
Abdul Mu’ti menambahkan, ia pernah mengusulkan kepada PP Muhammadiyah, agar di Kantor PP Muhammadiyah harus ada childcare, khususnya ketika ada rapat Nasyiatul Aisyiyah.
”Nanti kita usahakan di kantor PP Muhammadiyah ruangan untuk ibu-ibu Nasyiatul Aisyiyah mengasuh anaknya,” tambahnya.
Dia juga menyoroti salah satu point dari 10 komitmen Nasyiatul Aisyiyah. ”Sedekah waktu minimal seminggu untuk Nasyiah.”
Ia berpesan agar para suami kader Nasyiatul Aisyiyah harus ikhlas jika ada satu hari di mana suami mengikuti program MBA alias menemani bini dan anak.
”Inilah komitmen yang tidak mudah, karena harus membagi waktu antara karir profesional, aktif di organisasi dan menjadi ibu, menjadi bagian dari membangun keluarga yang sakinah dan mawaddah. Dan ini adalah bagian penting bagaimana Nasyiah terus berperan,” tandas Mu’ti.
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Sugeng Purwanto