Jadilah Memori yang Baik dalam Hidup Seseorang, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Banyuwangi Fela Layyin.
PWMU.CO – SMK Models menggelar Workshop Anti Perundungan, Sabtu (26/11/2022). Kegiatan ini adalah kegiatan penguatan karakter yang merupakan rangkaian kegiatan program pembelajaran SMK PK bidang Hospitality SMK Models.
Kegiatan ini dilaksanakan di Ballroom Edotel SMK Muhammadiyah 8 Siliragung (SMK Models) Banyuwangi Jatim. Peserta berasal dari 110 siswa SMK Models yang telah diilih sebagai duta anti perundungan sekolah.
Pemateri kegiatan ini adalah Analisis Pengembangan SDM Aparatur Instansi Kankemenag Kabupaten Ponorogo Susila Argaleta SPsi dan konsultan psikologi Banyuwangi Syarifah Siti Fatimah Alaydrus MSi.
Kepala SMK Models Muhlas Efendi ST dalam sambutan pembukaan menyampaikan, menjadi guru di era digitalisasi saat ini tantangannya semakin besar. Semua sumber informasi bisa didapatkan hanya dengan sekali tekan keyword di hp.
“Menjadi miris jika siswa tidak bijak dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Salah satunya bisa digunakan untuk melakukan kejahatan. Beberapa contoh kejahatan yang dilakukan anak-anak banyak betebaran di medsos. Kasus terbaru pelajar sekolah menendang nenek dan anak SD membully temannya hingga koma,” ujarnya.
Dia bersyukur dalam 2 tahun ini di SMK Models sudah tidak ada laporan perundungan antar sesama pelajar. Kita harus menanamkan nilai-nilai kebajikan kepada peserta didik.
“Hidup di dunia ini butuh teman, karena kita adalah makhluk social. Semakin banyak teman maka keberkahan akan datang dalam hidup kita,” pesannya.
Arahkan sejak Dini
Mengawali materinya, Susila Argaleta menyampaikan kekhawatirannya terkait maraknya kasus perundungan di kalangan pelajar yang membuat nama institusi Pendidikan tercoreng.
“Perilaku bullying bisa terjadi ketika seseorang memiliki kekuatan untuk menguasai dan mengontrol orang lain. Bibit membulli jika tidak diberi pengarahan sejak dini maka akan cenderung untuk melakukan tindakan kriminal,” ungkapnya.
Dalam al-Quran, lanjutnya, bullying sendiri merupakan tindakan yang dilarang. Hal ini jelas disebutkan dalam al-Quran surat Al Hujurat ayat 11.
“Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diperolok olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim,” kutipnya.
Menurut Arga – sapaan akrabnya, membully adalah membunuh karakter orang secara perlahan. Orang akan selalu mengingat setiap kejadian buruk yang dilakukan oleh orang lain. Dan dampaknya bahkan bisa dirasakan sampai orang ini dewasa.
“Maka selagi kita masih hidup, mari saling menebar kebaikan sejak dini. Jangan menyakiti orang lain apapun konteksnya. Entah hanya sebagai bahan candaan atau memang benar-benar serius melakukan perundungan. Yang perlu kita ingat bahwa kekerasan akan dibalas dengan kekerasan juga,” pesannya.
Sebelum menutup sesi workshop, Arga berpesan kepada seluruh duta anti bullying yang hadir.
“Setiap kita akan menjadi memori dalam hidup seseorang. Jadilah memori yang baik dan jadilah kenangan manis dalam setiap hidup seseorang,” tuturnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.