Jangan Jadi Kanebo Kering bila Ingin Dekat dengan Anak; Liputan Dwi Arifiyanti; kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Founder Auladi Parenting School, Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, mengatakan tidak ada pendidikan tanpa kepatuhan. Untuk membuat anak patuh terhadap orangtua setidaknya ada dua jalan.
Pertama disiplin yang membuat tubuh anak-anak menjadi terbiasa punya habit untuk melakukan kebaikan dan menghindari keburukan. Kedua adalah kelekatan, attachment, bonding atau keakraban.
Hal ini dia sampaikan pada Seminar Parenting “Semakin Lekat dan Dekat dengan Anak” yang diselenggarakan oleh Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 2 Tulangan (SD Muda Tusida) Sidoarjo, Jawa Timur, di Rafflesia Ballroom Fave Hotel Sidoarjo, Sabtu (3/12/2022).
Di depan 550 peserta, Abah Ihsan, sapaan akrabnya menjelaskan jika anak-anak jiwanya sangat dekat dengan kita, mereka akan sedih jika membuat orangtuanya sedih.
“Mereka akan marah pada dirinya sendiri jika mereka membuat marah orangtuanya. Mereka akan kecewa pada dirinya sendiri jika mereka membuat orangtuanya kecewa. Inilah dahsyatnya jika kita mampu membuat anak kita lekat dan dekat dengan kita,” ujar Ihsan Baihaqi.
Lebih lanjut dia menyampaikan, “Jika kita ingin lekat dan dekat dengan anak kita jangan menjadi orangtua yang kaku seperti kanebo kering. Kita harus siap menjadi orangtua yang asyik dan menyenangkan, jangan jaim (jaga image) dan bisa menjadi lebay kalau kata anak sekarang,” katanya.
Tiga Cara Lekat dengan Anak
Dia mengatakan ada tiga cara untuk dekat dengan anak agar fitrah mereka tetap terjaga. Pertama, sediakan waktu, bukan sisakan waktu. Setidaknya sediakan 1-3 jam untuk bersama anak dengan waktu yang berkualitas. Tidak hanya bersama secara fisik akan tetapi secara personal.
“Kita contoh Rasulullah. Beliau berbicara dengan keluarganya di malam hari hingga mereka tertidur,” kata dia.
Kedua, berkata yang benar. Artinya kita harus berkomunikasi dengan anak sesuai dengan usia mereka, sesuai keadaanya. “Terkadang hal-hal baik yang kita utarakan tidak akan tersampaikan jika cara dan keadaanya tidak baik,” tuturnya.
Ketiga, berikan kesan non-verbal. Berikan sentuhan kepada anak karena dengan menyentuh mereka, seperti mengelus kepala atau memeluk mereka, itu jauh lebih efektif daripada sekadar bilang sayang kepada mereka.
“Berikan hadiah bukan hadiah sebagi reward jika anak melakukan sebuah pencapaian yang baik, akan tetapi hadiah kita berikan tanpa syarat. Dan lakukan 3B bersama anak; bermain, berbicara (sharing), dan selajar,” terangnya.
Dari pemaparan materi yang disampaikan Abah Ihsan, banyak wali murid yang memberikan tanggapan tentang permasalahan yang mereka hadapi di rumah.
Misalnya selama pandemi Covid-19 anak-anak banyak berkutat dengan HP. “Jadi waktu itu saya belikan mereka HP sendiri dan itu keterusan sampai sekarang. Bagaimana cara memberikan mereka pengertian tentang batasan menggunakan gadget?” tanya Yanyari Hikmayah.
Abah Ihsan menjawabnya, “Cabut dan ambil saja Bapak. Paling dia hanya akan menangis dan ngambek paling lama satu pekan. Beri mereka pengertian jika kita tidak melarang untuk menggunakan gadget akan tetapi ada peraturan untuk penggunaan gadget di keluarga ini.”
3D dalam Penggunaan HP
Dia juga memberi saran melakukan 3D dalam penggunaan gadget. Pertama, dibutuhkan misalnya untuk belajar, browsing materi pembelajaran atau Zoom.
Kedua, didampingi. Penggunaan gadget harus didamping orangtua agar orangtua bisa memantau apa saja yang diakses oleh anak-anak. Ketiga, dipinjami. Anak bisa dipinjami gadget sampai mereka cukup usia untuk memiliki handphone sendiri.
Di akhir acara Abah Ihsan menutup dengan closing statement, “Menjadi orangtua itu memang capek. Tinggal kita memilih saja mau capek sekarang atau nanti ketika anak sudah tumbuh dewasa. Anak adalah investasi paling besar orangtua. Apa yang kita lakukan sekarang adalah untuk mempersiapkan anak-anak kita nanti untuk menjadi pribadi yang baik akhlaknya.”
Seminar parenting ini berlangsung selama tiga jam yang diikuti oleh wali murid, guru dan karyawan, serta kepala sekolah SD/MI Muhammadiyah ae-Kabupaten Sidoarjo.
Desy Risanti Fitria, ibunda Aura Kalila Kinanti siswa kelas V Al-Fath senang dengan acara ini. “Masyaallah acaranya sangat inspiratif dengan pembicara yang luar biasa sampai waktu terasa cepat sekali,” ujarnya.
Menurutnya semakin lekat dan dekat dengan anak ternyata dampaknya luar biasa untuk anak-anak. “Agar mereka juga tidak kecanduan gadget. Insyaallah siap selanjutnya untuk lebih banyak membersamai anak-anak,” ujarnya.
Sementara itu Nailul Izzah, ketua panitia, mengungkapkan, “Saya rasa mengadakan kembali seminar parenting secara offline seperti ini merupakan sebuah urgensi karena para orangtua pasti sudah rindu untuk belajar parenting.”
Menurutnya setelah mengikuti acara ini anak-anak yang semakin asyik dengan gadget dan semakin jauh dari orangtuanya bisa kembali lekat dan dekat dengan anak.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni