PWMU.CO– Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani dan wali santri diceritakan dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek, Ahad (4/12/2022).
Pengajian bertempat di Muhammadiyah Boarding School Putra di Kecamatan Pogalan Trenggalek. Hadir sebagai penceramah Ustadz Piet Hizbullah Khaidar, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu al-Quran dan Sains al-Ishlah (STIQSI) Paciran Lamongan.
Piet Hizbullah pernah menjabat Ketua Umum DPP IMM periode 2001-2003. Dia memberikan materi tentang perpondokan, hubungan antara guru, santri, dan wali murid serta pengaruhnya dalam perjalanan Persyarikatan Muhammadiyah.
Sebagai ilustrasi dia menceritakan kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani dan wali santri. Kisah ini memberikan hikmah tentang pentingnya peran wali santri terhadap perkembangan anak selama belajar di pondok pesantren
”Syekh Abdul Qodir Jaelani memiliki banyak santri. Suatu saat ada orang tua santri mendengar suara miring tentang perlakuan kurang baik dari guru kepada santrinya dalam hal makan,” cerita Ustadz Piet.
Wali santri mendapatkan informasi, sang guru memperlakukan santri seperti kucing. Seperti melemparkan piring saat membagi makanan.
Wali santri itu tanpa tabayun langsung menghakimi sang guru dengan mengatakan, sang guru memperlakukan santri seperti memberi makan kucing.
Orang tua itu dengan nada kesal membawa anaknya pulang. Dalam perjalanan, orang tua menanyakan bagaimana sang guru memperlakukan santri seperti kucing.
Anaknya kaget. Lalu memberikan klarifikasi, kabar itu tak benar. Dia diperlakukan dengan baik.
Wali santri sadar dan kembali ke Syekh meminta agar putranya diterima kembali dengan baik. Syekh menjelaskan kepadanya, putranya termasuk murid istimewa. Mudah sekali dalam menghafal al-Quran.
Akhirnya sang wali santri mohon maaf kepada sang guru karena telah khilaf menuduh tanpa ada tabayun terlebih dahulu.
”Komunikasi yang baik antara pengasuh pesantren dan wali murid sangat bermanfaat dalam mendidik anak. Jangan sampai terjadi ketidakpahaman seperti kisah Syeikh Abdul Qodir Jaelani dan wali murid santrinya,” tutur Piet.
Pengajian diawali oleh kesenian hadrah santri MBS. Diteruskan sambutan oleh Rohmad, Ketua PDM Trenggalek.
Rohmad menekankan pentingnya mendidik anak anak di pesantren Muhammadiyah Boarding School. Rohmad juga meyakinkan jamaah tentang kualitas MBS.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto