Bukan Hanya Reog, Ponorogo Juga Kota Pendidikan dan Pesantren; Liputan Ismini, Anggota Media Center Musywil, kontributor PWMU.CO Ponorogo.
PWMU.CO – Panitia Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jatim menggelar Seminar Ponorogo Kota Pendidikan dan Pesantren.
Kegiatan yang digelar di Gedung Rektorat Lantai 4 Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo), Sabtu (10/12/12) tersebut dihadiri 250 peserta. Mereka adalah kepala sekolah SD/MI, SMP/MTS dan MA/SMA dan guru Muhammadiyah se-Kabupoaten Ponorogo.
Hadir sebagai narasumber Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr H Siswanto Masruri MA dan Indah Junia Evisusanti dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Ponorogo.
Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) Happy Susanto MA, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian acara semarak pramusywil. Dia menjelaskan panitia daerah diminta langsung oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) untuk mengadakan seminar Ponorogo sebagai kota pendidikan dan pesantren.
“Jadi mereka menyebutnya Ponorogo itu unik. Maka PWM request untuk mengadakan seminar ponorogo kota pendidikan dan pesantren ini, ” ungkapnya.
Happy juga memaparkan keunikan yang dimaksud dalam sambutannya. Yakni, Ponorogo merupakan kota yang pernah dijadikan tempat Tanwir Muhammadiyah pada 1969. Juga kota yang sudah memiliki banyak perguruan tinggi dan pondok pesantren.
“Perguruan tinggi dengan bentuk universitas dan institut di Ponorogo sudah ada 10. Belum lagi sekian pondok pesantren dan sekolah-sekolah yang ada di sini, sehingga banyak orang-orang luar pulau juga yang ingin bersekolah di sini,” tandasnya.
Fenomena ini, lanjutnya, menyadarkan bahwa Ponorogo sudah mulai menjadi organisasi sekolah di Jawa dan perilaku warga Ponorogo harus mencerminkan pendidikan.
Selaras dengan itu, Siswanto dalam materinya menerangkan Ponorogo tidak sekadar mampu menyinari Indonesia namun harus mampu menyinari dunia seperti dalam simbolik lagu Mars Muhammadiyah.
“Sebenarnya Ponorogo itu sudah mampu menyinari tiga hal dalam bidang moderasi beragama, ilmu pengetahuan sosial, dan kesenian,” jelasnya.
Ia juga mengutip perkataan Prof A. Mukti Ali untuk menggambarkan bahwa Kota Reog benar-benar bersinar. “Dengan agama hidup akan lebih terarah, dengan ilmu hidup akan lebih mudah, dan dengan seni hidup akan lebih indah.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni