Mewaspadai Kurikulum Permanen Setan, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Jember Wulidatul Aminah.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember rutin menggelar Pengajian Ahad Pagi setiap bulan pada Ahad kedua. Ahad (11/12/2022) menghadirkan Ketua PDM Banyuwangi Dr H Mukhlis Lahuddin MSi.
Pengajian yang dilaksanakan di Kantor PDM Jember ini diikuti warga dan simpatisan Muhammadiyah, serta guru dan karyawan di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), baik PAUD/TK, SD, SMP dan SMA/MA/SMK.
Wakil Ketua PDM Jember Dr Aminullah Elhady MPd menyampaikan rasa syukurnya rangkaian kegiatan bermuhammadiyah telah dan akan dilaksanakan. Mulai dari Muktamar, kemudian dua pekan lagi di tingkat wilayah ada Musywil.
“Silakan mendaftar dan menggembirakan. Setelah itu di daerah sendiri akan mengadakan Musyda. Dan dari Musyda ke Musycab. Mohon segera dipersiapkan, jangan menunggu Musyda selesai,” ujar mantan Rektor Unmuh Jember ini.
Mantapkan Sujud dan Ruku’
Mengawali materinya, Mukhlis Lahuddin mengajukan pertanyaan kepada peserta Pengajian Ahad Pagi.
“Urip neng endi sing aman (Hidup di mana yang aman)?” tanya Mukhlis – sapaan akrabnya.
Mukhlis menjelaskan, ora enek urip sing aman (tidak ada hidup yang aman), kecuali untuk orang-orang yang benar-benar bersujud dan ruku kepada Allah SWT.
“Iyya kana’ budu, waiyya kanas tain. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Ketika kita sudah bersujud, maka ihdinas syiratal mustaqim. Allah akan tunjukkan jalan yang lurus,” ungkapnya mengutip ayat di surat al-Fatihah.
Menurutnya, dalam pelaksanaan ibadah, Allah menugaskan setan dan iblis menggoda manusia. Setan maupun iblis tidak pernah berhenti menggoda manusia. Sampai kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apapun.
“Kalau kita punya Kurikulum Merdeka, setan juga punya kurikulum permanen yang tidak pernah berubah-ubah isinya. Al-Quran surat as-Shaf ayat 5-9 menerangkan setan punya kurikulum untuk menggoda manusia. Mulai dulu, sekarang dan yang akan datang,” paparnya.
Jangan Mendekati Kekafiran
Dia menjelaskan, tugas setan membuat manusia berbuat dosa. Alhamdulillah sebagai warga Muhammadiyah banyak yang kita kerjakan.
“Mulai mengurus masjid, mengurus panti asuhan dan yang lainnya. Kita mencari ridha Allah, sehingga kita tidak terjatuh dalam kefasikan,” terangnya.
Dia menambahkan, kezaliman itu menyesatkan. Kemudian Mukhlis ber tentang tiga perampok yang zalim. Mereka hendak mengisi gudang dan gua dengan hasil rampokan. Setelah gudang dan gua penuh, ketiganya berencana saling membunuh satu sama lain.
“Yang satu berencana membeli makanan beracun, sedangkan yang dua orang sudah berkelahi dan mati satu. Setelah yang membeli makanan datang, mereka juga berkelahi dan tinggal satu. Orang terakhir langsung memakan makanan tersebut dan ikut mati,” paparnya.
Dia berpesan jangan ada yang mendekati kekafiran, karena kekafiran merusak iman kita semua. Kafir itu tidak menyembah Allah, tidak percaya al-Quran dan tidak meyakini Nabi Muhammad utusan Allah.
“Kalau sudah musyrik, maka tidak hanya tidak percaya, tetapi sudah menganggap tidak ada,” tegasnya.
Maka dari itu, sambungnya, Muhammadiyah membentengi manusia dengan hal-hal yang positif. Tapi tidak boleh memaksa, namun harus terus menunjukkan kebaikan.
“Kita menerapkan prinsip darul ahdi wasy syahadah, bersyahadah di bidang pendidikan, bidang sosial dan lainnya. Bermuhammadiyah itu damai, mengurus AUM dengan bersungguh-sungguh. Bermanfaat berlebih-lebih untuk masyarakat,” pesannya (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.