Agar Bisa Berkumpul Sekeluarga di Surga; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Kiat-kiat menjadi orang yang bahagia disampaikan oleh Hasan Abidin MPdI dalam Gerakan Perempuan Mengaji yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Cerme, di Masjid Khusnul Khotimah Desa Sukoanyar, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Ahad (11/12/2022).
Kegiatan ini juga merupakan pertemuan rutin yang dihadiri oleh seluruh Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) se-Kecamatan Cerme beserta para anggotanya.
“Pagi ini ada yang susah? Ada yang punya utang?” tanya Hasan kepada peserta mengawali kajiannya.
Ustadz yang juga Kepala SMK Muhammadiyah 3 Gresik ini lantas menyampaikan bahwa orang yang punya utang tapi bisa bahagia adalah orang langka.
“Orang punya utang kemudian bahagia maka artinya itu bisa bayar,” ucapnya.
Hasan lantas menyampaikan bahwa inti kajiannya adalah mengajak masuk surga. Ia kemudian mengutip ar-Ra’du ayat 23:
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ
“(Yaitu) surga-surga ‘Adn. Mereka memasukinya bersama orang shalih dari leluhur, pasangan-pasangan, dan keturunan-keturunan mereka, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu.”
“Artinya apa? Kita bisa reunian (di surga),” terangnya mengomentari ayat tersebut. Hasan Abidin lantas menjelaskan bahwa syarat menjadi penghuni surga adalah menjadi orang yang shalih. Akan lebih baik jika keshalihan itu dimiliki oleh diri sendiri, juga keluarga mulai dari orangtua, pasangan, dan keturunan.
“Jenengan kalau hari raya saja kumpul sama keluarga, itu senangnya luar biasa, apalagi nanti di surga,” ungkapnya.
Syarat Menjadi Penghuni Surga
Adapun syarat menjadi penghuni surga menurut Hasan, yang pertama adalah shalih i’tiqadi, yaitu shalih dalam akidah.
“Hati-hati dalam masalah akidah,” ungkapnya mewanti-wanti. Ia mencontohkan adanya ‘asesoris’ di tepi jalan di kampung-kampung yang diikuti dengan keyakinan-keyakinan tertentu oleh sebagian masyarakat.
“Ya kalau mau asesoris kan masih banyak yang lebih bagus dan lebih menarik, jangan botol bekas dikasih paku,” terangnya.
Syarat kedua menjadi penghuni surga menurut Hasan adalah shalih ubudiyah, yaitu shalih secara ibadah.
Hasan lantas mengutip hadis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam:
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).
“Perempuan lebih baik shalat di mana? Kalau di rumah tapi molor ya lebih baik di masjid bisa tepat waktu,” tuturnya mencontohkan sikap shalih ibadah salah satunya adalah shalat tepat waktu.
Hasan memperingatkan bahwa yang cenderung malas shalat adalah ibu-ibu muda.
“Dhuhur jam berapa? setengah dua belas, tapi molornya sampai jam setengah tiga, ya mending saolat di masjid bisa tepat waktu,” terangnya.
Selain itu, menurut Hasan, ibu muda juga harus mewaspadai malas melaksanakan shalat yaitu ketika bersih dari haid kemudian menunda untuk mandi besar.
Adapun syarat terakhir masuk surga adalah shalih sosial.
“Syaratnya yang pertama tidak gampang maido (mencaci), yang kedua tidak gampang ngarani (menuduh), yang ketiga tidak menyakiti secara fisik. Dan yang keempat tidak makan harta orang lain dengan cara yang tidak benar seperti mencuri, memindah batas tanah, memakan harta anak yatim,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni