PWMU.CO – Nguri-uri Kebudayaan Jawi berlangsung di halaman Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya. Pagi itu terdengar suara alunan musik Jawa yang rancak.
Sekolah di Baratajaya I nomor 11 itu dipenuhi 131 siswa kelas VI dengan berbagai kostum ala Jawa. Mereka siap unjuk kreativitasnya dalam pentas assembly, Selasa (13/12/2022).
Bertema Nguri-uri Kebudayaan Jawi, kegiatan ini dikemas secara apik dalam drama musikal dengan konsep cerita Ramayana, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa.
Andriyanti Dwi Utami SPd, guru kelas VI mengatakan, tema assembly learning itu dipilih sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. ”Nguri-uri itu artinya melestarikan. Jadi kegiatan ini digelar agar siswa-siswi kelas VI lebih mudah mengenal dan memahami bagaimana keunikan budaya di Indonesia terutama budaya Jawa yang hampir dilupakan generasi muda,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam pentas assembly ini, para siswa dibagi beberapa peran dalam kisah Ramayana. ”Ada yang jadi Rama, Shinta, Rahwana, Anoman, prajurit, dayang-dayang, tour guide, wisatawan asing, dan orang jawa,” ucapnya.
Dalam assembly ini, lanjut dia, disajikan ludrukan, geguritan, tarian, aksara Jawa dan lakon cerita Ramayana (Rama dan Shinta). ”Puncak cerita disajikan cerita wayang anoman yang menyelamatkan Dewi Sinta. Generasi sekarang perlu tahu cerita wewayangan yang merupakan warisan budaya Indonesia,” terangnya.
Sementara Kepala Sekolah Kreatif SDM 16 Suyono SSi mengatakan, assembly merupakan kegiatan rutin tahunan bersama antara sekolah dan orang tua untuk memberi kesempatan pada anak-anak untuk menunjukkan kebolehan dan bakat di depan umum.
”Kegiatan ini juga memberi kesempatan pada anak untuk mengintegrasikan berbagai nilai dan karakter yang positif dalam kehidupan sehari-hari sesuai kompetensi Profil Pelajar Pancasila,” imbuhnya.
Melalui kegiatan assembly learning ini, lanjut Ustad Yono, siswa ikut berperan secara langsung dalam proses pembelajaran. Tidak hanya sebatas mendapat informasi dari ceramah guru atau membaca buku-buku pengetahuan.
”Tetapi mereka dilibatkan menjadi tokoh-tokoh sesuai dengan skenario yang ada. Dengan demikian siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dari pengalaman langsung yang dialaminya,” ujarnya.
Nararya Dhananjaya Iliumar Muchtar, siswa kelas VI, memerankan Rahwana mengaku merasa senang ikut kegiatan assembly ini. ”Aku senang bisa tampil bersama teman-teman, belajar budaya Jawa dan aku jadi tahu cerita wayang Ramayana,” ungkapnya.
Penulis Riska Oktaviana Editor Sugeng Purwanto