Tangan di Atas

Tangan di atas
Zainul Muslimin

Tangan di Atas oleh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.

PWMU.CO– Tangan yang di atas jauh lebih baik  daripada tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah memberi. Tangan di bawah yang menerima.

Tentu nasihat Rasulullah saw banyak yang tahu. Bahkan sampai hafal di luar kepala. Apalagi bagi warga Muhammadiyah yang telah meneguhkan dirinya memiliki karakter DNA al-Maun. Karakter suka berbagi, suka menolong, dan suka memberi.

Bahkan semua itu tampak dalam aksi-aksi kerelawanan serta bantuan dan pertolongan kepada saudaranya yang tertimpa musibah dan bencana. Menunjukkan perolehan yang luar biasa dahsyat.

Sebagai warga Muhammadiyah kita tidak diajari untuk menghiba, meminta-minta. Karena kita semua tahu bahwa untuk menjadi yang lebih baik maka tangan haruslah berada di atas.

Aristoteles mengatakan manusia ideal adalah manusia yang gembira dengan pekerjaan yang ia lakukan demi kepentingan orang lain. Ia sangat malu jika ada orang lain yang melakukan pekerjaan padahal itu semestinya menjadi tugasnya.

Sebab memberi belas kasihan kepada orang lain adalah sebuah tanda ketinggian nilai diri seseorang. Sedangkan menerima belas kasihan dari orang lain adalah sebuah petunjuk tentang kegagalan.

Yang semestinya menjadi perhatian serius bagi kita adalah ketika mengetahui bahwa Allah swt telah mempermaklumatkan kepada kita semua bahwa seluruh ciptaanNya diciptakan dalam keadaan berpasang-pasangan. Maka ketika ada kebaikan dan keluhuran budi seseorang pada saat yang sama akan hadir pula pasangannya yaitu akhlak buruk.

Apa baiknya kita menghitung-hitung diri ada di kuadran mana kita semua pada saat seperti ini. Apakah kita memilah dan memilih kuadran tangan di atas atau sebaliknya kuadran tangan di bawah.

Selayaknya tidak perlu ada kader-kader Persyarikatan ini bahkan juga pemimpinnya yang menjatuh-rendahkan diri dengan manuver berharap pemberian biting (suara) apalagi dengan meminta biting (suara). Bukankah kita telah mendapatkan peringatan bahwa amanah itu tidak dengan jalan diminta.

Kata orang merpati tak pernah ingkar janji. Karena hasil yang baik tak akan pernah mengingkari proses yang baik. Bukankah pada saat proses yang itu mengalir pada saat yang sama hasil yang baik telah tercatat di sisiNya.  Maka cara terbaik adalah bagaimana setiap kita berupaya maksimal bahwa kita memang pantas dibutuhkan banyak orang karena rangkaian aksi solusi dan kebermanfaatan yang kita lakukan.

Rawon dan soto serta apapun menu makanan yang sangat kita sukai itu akan terasa nikmat dan lezat ketika kita makan, ketika dimakan. Tentu begitu pula kita dalam beragama, syariat itu akan terasa nikmat dan lezat ketika diamalkan. Tidak hanya diwacanakan.

Tetap semangat. Bismillah

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version